Mohon tunggu...
Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bekerja Membawa Nikmat Bersama Sampoerna

16 Desember 2016   17:45 Diperbarui: 20 Januari 2017   11:08 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Percayalah, apa pun perusahaannya, siapa pun karyawannya, ketika karyawan itu sudah bangga dengan tempat dia bekerja, maka perusahaan tersebut 90% akan hidup lebih lama dan akan berkembang sesuai visi dan misi perusahaan. Karena ketika seseorang sudah bangga dan cinta, maka karyawan tersebut akan memberikan totalitas tanpa batas, tanpa harus dituntut apa pun.”

---

Kalimat itu bukan sekadar penggalan artikel yang pernah saya baca, melainkan sudah rasakan dalam pengalaman saya bekerja di PT HM Sampoerna.

Semuanya melalui proses luar biasa. Saya memulainya pada 2004. Saat itu, Sampoerna berumur 91 tahun belum diakuisisi oleh Philip Morris International. “Woww... perusahaan apa ini yang umurnya bisa hampir satu abad,” batin saya.

Saya mengikuti tes tulis yang dihadiri oleh ratusan orang, kemudian disaring lagi untuk ikut tes selanjutnya, yaitu forum group discussion (FGD). Setahu saya, selain orang-orang yang lolos tes tertulis, FGD ini juga diikuti oleh karyawan Sampoerna yang akan dipromosikan naik grade, yaitu merchandiser.

Dalam hati saya, “Wahhhh... seru juga nih.” Kebetulan dalam FGD tersebut materi yang dibahas adalah studi kasus sebuah perusahaan yang akan meluncurkan produk baru.

Singkat cerita, akhirnya tersisa dua orang yang harus mengikuti tes dengan user hingga saya diterima. Maka mulailah perjalanan karier saya bersama Sampoerna pada September 2004.

September2004 -Desember2005: Field Officer Area Marketing Tuban

Awal kiprah saya di dunia kerja sudah diliputi dengan perasaan bangga karena menyandang perusahaan besar sebagai tempat saya berkarya. Padahal, dulu saya di kampus dikenal sebagai seorang yang badung dan susah diatur sehingga banyak yang meremehkan saya. “Ntar jadi apa tuh anak,” begitu kira-kira kalau ada yang nyinyir pada saya.

Saya mematahkan anggapan itu dan membuktikan ke semua orang bahwa saya mampu. Dimulai dari hal kecil, seperti dipercaya membawa mobil operasional, mendapatkan fasilitas telepon beserta pulsanya, dan lain sebagainya.

Yang paling terkenang adalah saya dikirim ke Jakarta untuk mengikuti training NuVo dengan naik pesawat. Mungkin terdengar biasa buat sebagian orang. Namun, seumur-umur saya belum pernah naik pesawat dan mendapat fasilitasi hotel. Jadi, mendapat kesempatan itu pertama kali menjadi terasa mewaaaaahhhhh sekali buat saya, he-he-he.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun