Mohon tunggu...
Zuhrul Anam
Zuhrul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Admin @bos_tenun

"Semua yang diniatkan dengan bismillah, takkan mundur ditengah-tengah"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Pak Sutopo Sebelum Meninggal

7 Juli 2019   09:37 Diperbarui: 7 Juli 2019   09:43 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Guangzhou, Cina, Minggu (7/7/2019) dini hari WIB. Sebelum wafat, Sutopo bercerita tentang bagaimana sulitnya menyelesaikan tugas skripsi saat duduk sebagai mahasiswa.

"Pernahkah kalian mengalami patah semangat menyelesaikan skripsi? Lalu mengabaikan skripsi, dan akhirnya insaf untuk menyelesaikan," tulis Sutopo pada unggahan akun Instagram-nya @sutopopurwo pada 31 Mei 2019.

Sutopo adalah alumni Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1993. Saat masih mahasiswa, pria yang dianugrahi Asian of The Year 2018 itu mengaku pernah patah semangat merampungkan tugas skripsi.

"Saya pernah mengalami itu. Gara-gara data sulit diperoleh, gagal statistik multivariat, dan permintaan dosen pembimbing juga aneh. Menyalahkan tapi tidak memberi solusi," kenang Sutopo, seraya mengunggah catatan penyemangatnya menyelesaikan skripsi.

"Akhirnya skripsi saya tinggalkan dengan penuh kebingungan. Mau ganti tema juga nanggung. Berbulan-bulan penuh ketikpastian dan tak ada kemajuan."

Sutopo mengaku ada satu hal yang menjadi motivasinya untuk bangkit dari "Insaf" menyelesaikan studi. Mereka adalah kedua orang tua yang selalu mengingatkan betapa mahalnya biaya kuliah.

"Selalu mengingat orangtua, selalu membangkitkan semangat belajar. Membayangkan betapa bahagianya orangtua hadir di tengah wisudaku. Semua itu tertuang dalam catatan di blocknote Mei 1993. 26 tahun yang lalu. Blocknote pemberian temen dari UI," terang Sutopo.

"Jadi jangan patah semangat. Saat ada hambatan menyelesaikan skripsi. Ingst selalu orangtua. Bayangkan mereka hadir di tengah wisuda. Pasti bahagia," pungkas Sutopo, 37 hari yang lalu sebelum dia menghembuskan nafas terakhir pada hari ini.

Setelah menyelesaikan studi di UGM, pria kelahiran 7 Oktober 1969 itu meraih gelar S2 dan S3 dalam bidang hidrologi pada tahun 2008 dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun