Omon-omon efisiensi anggaran, siapa yang nggak paham? Semua negara di dunia ini pasti pernah dan terus-terusan bicara efisiensi anggaran, terutama pemerintah. Kalau negara besar aja ngomongin efisiensi, apalagi kita sebagai individu atau dalam skala yang lebih kecil seperti rumah tangga dan perusahaan. Tapi pertanyaannya, apakah efisiensi anggaran itu benar-benar memberikan dampak positif yang nyata, atau malah jadi pemborosan terselubung?
Pemerintah selalu gembar-gembor soal efisiensi anggaran. Bandara baru, gedung baru, kementerian baru, tapi apakah semua itu benar-benar diperlukan? Gampangnya begini, coba lihat proyek-proyek besar yang nggak jelas ujungnya. Semua biaya yang digelontorkan, konon katanya untuk efisiensi, eh malah jadi pemborosan. Kenapa? Karena yang dibangun malah yang nggak mendesak.Â
Negara ini memang butuh infrastruktur yang memadai, tapi bukan berarti segala hal harus dibangun dalam satu waktu. Efisiensi itu bukan soal mengurangi biaya, tapi soal memprioritaskan yang benar-benar dibutuhkan. Salah satu contoh: bandara baru yang dibangun tapi tak ada penerbangan reguler. Itu bukan efisiensi, itu pemborosan.
Pemerintah memang berusaha menekan anggaran di beberapa sektor, tapi apa yang terjadi? Ketika efisiensi malah dijadikan alasan untuk memotong anggaran pendidikan dan kesehatan, akhirnya rakyat yang merasakan dampaknya.Â
Nggak usah ngomongin soal pembangunan gedung baru deh, coba deh fokus sama kebutuhan dasar. Anggaran untuk rumah sakit, sekolah, bahkan infrastruktur dasar yang berguna buat rakyat banyak masih sering dikorbankan.
Lalu, kalau bicara soal efisiensi anggaran di perusahaan tempat kita bekerja, apakah sama? Banyak perusahaan yang menerapkan efisiensi untuk menekan biaya, tapi apakah itu benar-benar mengarah ke peningkatan produktivitas?Â
Biasanya perusahaan memang akan memotong anggaran di bagian-bagian tertentu, misalnya pengurangan tenaga kerja, pemotongan anggaran operasional, atau bahkan biaya training karyawan. Tapi yang jadi masalah, saat efisiensi dilakukan dengan cara yang salah, yang dirugikan adalah kualitas dan produktivitas.Â
Efisiensi itu bukan sekadar pemotongan biaya, melainkan juga bagaimana meningkatkan kinerja tanpa mengorbankan kualitas. Misalnya, mengurangi anggaran untuk pelatihan, padahal itu justru yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kerja.
Efisiensi anggaran di perusahaan seharusnya memperhitungkan faktor jangka panjang. Mengurangi biaya hari ini bisa berdampak pada menurunnya kualitas produk atau layanan yang diberikan. Efisiensi nggak  soal hemat biaya, tapi juga mempertahankan kualitas agar perusahaan tetap kompetitif. Efisiensi itu harus diterapkan dengan bijak, bukan cuma mengorbankan pekerjaannya demi angka yang lebih bagus di laporan tahunan.
Kembali ke skala yang lebih kecil, apakah kita di rumah tangga juga melakukan efisiensi? Tentu saja. Efisiensi di rumah tangga adalah soal bagaimana kita mengelola keuangan dengan bijak. Tapi, sama seperti di perusahaan atau pemerintahan, banyak orang justru salah kaprah dalam hal ini.Â
Yang dimaksud dengan efisiensi bukan berarti mengurangi pengeluaran secara drastis, tapi bagaimana kita mengelola uang yang ada dengan lebih efektif. Mungkin di awal bulan kita bisa susun anggaran bulanan, buat pos-pos pengeluaran yang jelas. Jangan sampai uang kita habis begitu saja hanya untuk hal-hal yang tidak produktif.