Mohon tunggu...
Zubaili
Zubaili Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer - Aceh. "Belajar Harus Berguru, Bukan Meniru"

Menulis adalah bagian dari belajar. Dengan belajar, kita bisa mengajar... Dengan mengajar, kita bisa belajar...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Berbagi Cerita Sesama Kompasianer Sambil Menikmati Mie Aceh

1 Juni 2022   17:31 Diperbarui: 1 Juni 2022   17:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sore ini, saya di telpon kawan diajak untuk kopdar. Namanya Muhammad Uni. Beliau juga merupakan salah seorang Kompasianer. Lokasi pun kami tentukan. Saya bergegas berangkat ke lokasi yang telah kami sepakati. Akhirnya, saya tiba di sana. Sebuah warung kopi ternama di negeri yang mendapat julukan Negeri seribu warung kopi. Di sana beliau sudah menunggu saya sekitar lebih kurang 15 yang lalu.

Sebelum memulai curhatan, saya memesan secangkir kopi, dan sepiring Mie Aceh dengan rasanya yang maknyus yang diracik dengan bumbu-bumbu dari cabai bermutu tinggi, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, jahe, dan rempah-rempah lainnya. Apalagi dengan suasana hujan yang sedang melanda daerah kami sore ini. Mie Aceh adalah pilihan makanan yang tepat. Kami sangat menikmati!


Mie Aceh dan secangkir kopi
Mie Aceh dan secangkir kopi
Sambil menikmati secangkir kopi ditemani sepiring mie Aceh, kami mulai bercerita dan saling sahut menyahut bercerita panjang lebar tentang kegiatan masing-masing, tak ketinggalan pembahasan yang menyangkut menulis di Kompasiana pun juga kami bahas. Mulai dari ide menulis, keistiqamahan dalam menulis dan lain sebagainya. Walaupun di dunia Kompasiana beliau masih pendatang baru, tetapi idenya tentang menulis sangat luar biasa, dan menginspirasi saya.

Di 15 menit menjelang pulang, saya meminta izin ke beliau untuk menulis sejenak pertemuan ini dengan tulisan singkat. Mumpung lagi ingat, pikir saya.

***

Menulis dalam waktu yang singkat sebenarnya sudah biasa saya lakukan, walau mungkin kualitas tulisannya tak seindah yang diharapkan oleh pembaca. Dulu, semasa saya belajar menulis bersama PGRI yang dipelopori oleh Bapak Wijaya Kusumah yang biasa disapa dengan panggilan Omjay. Omjay juga merupakan seorang kompasianer, beliau sosok penulis yang sangat menginspirasi, sangat aktif menulis tak terkecuali di Kompasiana. Kebetulan saya adalah alumni menulis gelombang ke 19 yang beliau pelopori, tetapi saya belum lulus karena belum menerbitkan buku). Saat belajar menulis dulu bersama omjay dkk, setiap pertemuan kami dituntut untuk membuat resume. Bahkan, kadang kadang diberikan hadiah buku bagi peserta yang membuat resume secepat mungkin.  Sehingga sesama peserta termotivasi bersaing. Alhamdulillah, dengan berbagai kekurangan saya telah menulis 20 resume sebagaimana syarat yang diberikan oleh Omjay dkk pada saat itu.

***

Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, Mie Aceh dengan rasanya yang khas yang terhidang pun sudah kami cicipi. Pertemuan dua kompasianer ini pun tiba saatnya berpisah. Walau singkat banyak ilmu yang didapat. Insyaallah di lain waktu akan kembali berjumpa. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun