Mohon tunggu...
ZAENUL STIYAWAN
ZAENUL STIYAWAN Mohon Tunggu... Guru - guru dan penulis

sura dira jaya ningrat lebur dening pangastuti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Covid 19, Ujian Tuhan tentang Kemanusiaan

29 Maret 2020   22:43 Diperbarui: 29 Maret 2020   22:51 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: natioalgeographic.grid.id

Memasuki awal tahun 2020, mestinya manusia menggantungkan harapan-harapa barunya dengan yang indah, dengan rasa optimis dan tentu dengan perasaan gembira. Kenyataan berkata lain. 

Dunia sedang di uji Tuhan dengan cobaan yang mungkin belum pernah kita temui. COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) yang mulai muncul di Kota Wuhan, China, yang akhirnya menjadi malapetaka untuk dunia.

Virus yang rumornya berasal dari hewan sehingga menjangkit ke manusia ini ternyata tidak sepele. Saat ini hampir seluruh negara di Jagad raya ini sedang gelisah menghadapi wabah ini. Termasuk bangsa kita, Indonesia. 

Cara penularannya yang begitu mudah (hanya memalui droplet bersin dan batuk), membuat virus ini sangat cepat mewabah hingga ke pelosok daerah. 

Datangnya virus Corona ini bisa jadi adalah ujian, apakah manusia akan mampu bertahan dengan rasa kemanusiannya atau tidak. Tuhan sedang melihat, siapa diantara hambanya yang serakah sehingga rela membunuh saudaranya sendiri dengan mengambil keuntungan dari bencana yang terjadi.

Faktanya, beberapa masyarakat kita masih terlalu egois dalam menghadapi virus yang mengancam kehidupan manusia ini. dalam kondisi yang demikian pelik, masih ada saja manusia yang tega menimbun hand sanitizer, masker, bahkan bahan pokok untuk mengambil keuntungan dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Mereka tidak sadar, bahwa mereka sedang mengnacam ribuan bahkan bisa jadi jutaan nyawa. Mengambil untung dengn cara yang demikian ibarat sedang memakan bangkai saudara sendiri. Padahal dokter dan tenaga medis sebagai garda terdepan dalam melawan COVID 19 ini tentu lebih membutuhkan.

Fakta lain yang tidak kalah menjengkelkan adalah masyarakat yang memiliki rasa percaya diri dan merasa paling dekat dengan Tuhan, tapi dengan porsi yang berlebihan. Ini bukan karangan cerita, ini fakta. 

Pemerintah sudah menghimbau agar masyarakat menghindari kerumunan, dan tetap di rumah, untuk memutus rantai wabah corona ini. cara lain juga di tempuh dengan meliburkan sekolah dengan batas waktu yang sekiranya aman sampai wabah ini berkahir. namun kenyataannya, masyarakat masih santai, masih berkeliaran, masih di pasar dengan asiknya, masih bergerombol bahkan masih ada yang sempat memanfaatkan wabah ini dengan liburan. 

Ini bukti betapa terlampau percaya diri masyarakat kita, seolah  virus tak mempan padanya. selain tipe yang pertama ini, tipe orang yang merasa paling dekat dengan Tuhan juga bikin geleng kepala. dengan dalih bahwa virus Corona datangnya dari Tuhan, maka tidak mungkin orang yang Jamaah di Masjid akan terjangkit virus itu. 

Hidup dan Mati itu di tangan Tuhan, bukan di Tangan corona. Ya Tuhan, Betapa bebal orang yang masih punya prinsip seperti ini padahal sudah banyak influenzer yang menepis logika bebal ini dengan gamblang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun