Mohon tunggu...
Zora Calista
Zora Calista Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Saya suka K-pop dan drama Thailand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hubungan antara Fenomena K-popers Selca Day dengan Kesehatan Mental K-popers Remaja

2 Juni 2022   13:00 Diperbarui: 6 Juni 2022   11:20 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat dengan segala kebutuhannya untuk bersosialisasi dan mendapatkan sebuah hiburan dapat mudah didapatkan dengan adanya internet dan media sosial saat ini (Soliha, 2015 dalam Pratama and Sari, 2020). Lewat media sosial pun masyarakat mengenal banyak aliran musik, salah satunya adalah K-Pop. Sebagai suatu budaya musik pop, K-Pop berhasil mendapatkan tempat yang istimewa di Indonesia dengan talenta serta visual para artisnya.

Penggemar artis-artis tersebut berasal dari laki-laki maupun perempuan dengan berbagai kalangan serta rentang usia yang beragam, salah satunya adalah remaja. Penggemar artis korea sering kali disebut dengan K-Popers. Seperti penggemar kebanyakan artis biasanya, mereka ini senantiasa mendukung segala aktivitas atau karir artis favorit mereka, seperti menonton konser dan membuat projek ulang tahun untuk sang artis. 

Namun, adanya pandemi sejak tahun lalu, 2020, semua bentuk aktivitas penggemar untuk mendukung artis mereka dialihkan melalui media sosial.

Media sosial sebagai salah satu bagain dari kemajuan teknologi sangat membantu para penggemar untuk tetap dapat mendukung dan terhubung dengan artis mereka. Para penggemar membentuk grup-grup berdasarkan kesamaan artis yang mereka sukai untuk mendukung artis tersebut. Grup-grup penggemar biasanya disebut dengan fandom. Ada beberapa fandom besar yang ada di Indonesia, seperti NCTZen yang merupakan fans dari boygroup NCT dan EXO-L ialah fans dari EXO.

Setiap fandom pastinya memiliki aktivitas tersendiri, baik untuk mendukung artisnya, mempererat solidaritas antar anggota, ataupun menunjukkan eksistensi fandom mereka. Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan ialah Selca Day. Namun, sangat disayangkan setiap bulannya selalu ada saja efek negatif yang timbul akibat diadakannya Selca Day ini dengan dampak yang bermacam-macam dan yang terburuk sampai pada kesehatan mental para penggemar yang mengikuti kegiatan tersebut.

Pada masa remaja akan terjadi kenaikan keinginan untuk meningkatkan identitas dan otonomi mereka, oleh karena itu mereka butuh tempat untuk mengekspresikan dirinya. Salah satu tempat untuk mengaktualisasikan hal tersebut, khususnya bagi remaja K-Popers, ialah Selca Day yang mana dilakukan di media sosial Twitter. Mekanisme keikutsertaannya adalah anggota suatu fandom mengunggah foto selca atau self camera atau masyarakat sering menyebutnya dengan selfie.

Remaja sebagai salah satu tahap pertumbuhan manusia yang sangat rentan akan krisis identitas yang pastinya berdampak pada kesehatan mental mereka. Pun terjadi perubahan yang signifikan pada biologis, psikososial, dan sosial mereka (Sudrajat, 2020). 

Dari sisi psikososial mereka, remaja, mengalami proses pencarian identitas yang mana akan adanya pengembangan pemahaman diri yang dimulai dari diri sendiri serta lingkungan sosialnya (Papalia, Olds, & Feldman, 2009 dalam Rachmatan and Rayyan, 2018). 

Pemahaman diri ini yang mampu menarasikan diri mereka sendiri dan berdasar narasi ini pula remaja mengevaluasi dirinya, lalu hasil dari evaluasi itu membentuk harga diri mereka (Santrock, 2007 dikutip dalam Rachmatan and Rayyan, 2018).

Dari Selca Day ini menimbulkan beragam reaksi dari para anggota fandom. Banyak yang selalu menantikannya setiap bulan, ada juga yang merasa rendah diri untuk mengunggah foto mereka karena merasa tidak secantik anggota fandom yang lain. Salah satunya dari nama pengguna @Iloraxxx yang mencuitkan “Everyone selca day make me insecure bye!” 

dan nama pengguna @jung_xxx dengan cuitannya yang bernada serupa, yakni “Mau ikutan NCTZen selca day tapi insecure NCTZen cakep-cakep banget woy!” Jika hal tersebut semakin berlarut, tidak menutup kemungkinan mereka-mereka ini menjadi insecure atau yang paling parah adalah Body Dysmorphic Disorder (BDD). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun