Mohon tunggu...
Zulhamdi
Zulhamdi Mohon Tunggu... -

Orang percetakan, suami dan ayah dari satu orang putri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Keterlibatan Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak

9 Februari 2019   11:32 Diperbarui: 9 Februari 2019   11:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ayah memiliki peran penting yang sama seperti Ibu dalam mewujudkan perkembangan anak yang sehat. Dilansir dari Psychology Today, dijelaskan bahwa Fatherhood menjadi sebuah fenomena yang kompleks dan unik dengan konsekuensi besar bagi pertumbuhan emosi dan intelektual anak-anak.

Erik Erikson, pelopor dalam dunia psikologi anak, menegaskan bahwa cinta seorang ayah dan ibu berbeda kualitasnya. 'Love more dangerously', seperti itulah cinta dari para ayah kepada anaknya. 

Karena cinta mereka lebih dipenuhi dengan harapan daripada cinta seorang ibu. Tidak dapat dielakkan kalau seorang ayah memberikan kontribusi unik dalam mengasuh anak. Berikut adalah beberapa peran ayah yang menunjukkan bahwa keterlibatan ayah memberikan dampak positif pada kehidupan para buah hatinya.

Ayah Mengasuh dengan Cara yang Berbeda

Dr. Kyle Pruett, seorang fathering expert, menjelaskan bahwa ayah memiliki gaya komunikasi dan interaksi yang berbeda kepada anak-anak. Pada usia delapan minggu, bayi bisa mengetahui perbedaan antara interaksi ibu dan ayah.

Perbedaan ini, dengan sendirinya, memberi anak-anak pengalaman berinteraksi yang lebih luas dan kaya. Tanpa disadari, anak-anak belajar bahwa pria dan wanita itu berbeda dan memiliki cara yang tersendiri dalam menghadapi kehidupan. Pemahaman ini sangat penting untuk perkembangan mereka.

Ayah Bermain dengan Cara yang Berbeda

Ayah lebih suka menggelitik, bergulat, dan berani melempar anak-anak mereka ke udara (sementara para ibu berkata "Jangan terlalu tinggi, Yah!"). Ayah mengejar anak-anak mereka, kadang-kadang berlagak seperti monster yang lucu sekaligus menakutkan.

John Snarey, yang juga merupakan fathering expert, menjelaskan bahwa anak-anak yang bergulat dengan ayah mereka belajar bahwa menggigit, menendang dan bentuk-bentuk kekerasan fisik lainnya tidak dapat diterima. Mereka belajar mengendalikan diri dengan diberi tahu ketika permainan sudah 'cukup' dan kapan harus tenang. Selain itu, baik anak perempuan maupun laki-laki sama-sama belajar keseimbangan yang sehat antara sifat takut-takut dan agresi.

Ayah Membangun Kepercayaan Diri Sang Buah Hati

Cobalah perhatikan orang tua di taman (atau tempat rekreasi lainnya) saat mereka bermain dengan anak-anaknya. Siapa yang mendorong anak-anak untuk berayun atau mendaki sedikit lebih tinggi, mengendarai sepeda mereka sedikit lebih cepat, melempar sedikit lebih keras? Siapa yang mengingatkan anak-anak untuk berhati-hati? Ibu melindungi dan para ayah mendorong anak-anak untuk mencapai batas.

Salah satu dari gaya pengasuhan ini sendiri bisa menjadi tidak sehat. Yang satu cenderung mendorong untuk mengambil risiko tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Sedangkan yang lainnya cenderung menghindari risiko, yang bisa berakibat pada kegagalan membangun kemandirian dan kepercayaan diri. Tapi, jika dilakukan bersama-sama, maka bisa membantu anak-anak tetap aman sambil memperluas pengalaman dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Para Ayah Berkomunikasi dengan Cara Berbeda

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika berbicara kepada anak-anak, ibu dan ayah memiliki gaya yang berbeda. Ibu akan menyederhanakan kata-kata mereka sesuai usia anak, sedangkan Ayah tidak. 

Gaya komunikasi dari Ibu cenderung mempermudah komunikasi langsung, maka gaya komunikasi para Ayah menciptakan tantangan tersendiri untuk si kecil dalam memperluas kosakata dan keterampilan berbahasanya. Cara komunikasi Ayah ini penting untuk kesuksesan akademis sang buah hati nantinya.

Cara Ayah dalam Mendisiplinkan Anak Berbeda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun