Nama nama luka, terbayang di air mata
Menetes di sela-sela  harapan
Bahwa hari esok akan melihat senyumnya
Harapku terlalu tinggi setinggi rasamu yang meningalkan
 Berlipat kesal, lara, luka menjadi satu kecewa
Aku bukan keris yang tega membunuh cintamu
Tapi belati yang kau punyalah dengan sengaja melukaiku
Aku dan kau kini bagai air di daun keladi
Bagai minyak dengan air
Sekian lama memadu lara akhirnya terpisah
Bukan karena ketiga, tetapi hanya beda budaya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!