Pada segi ekonomi adalah kapitalisme, dimana pemodal besar akan mendapatkan porsi yang besar pula untuk dilindungi, karena kapitalisme menganggap investasi ekonomi akan memberikan dampak positif pada sebuah negara. Artinya negara cenderung diprivasitasi oleh pemodal besar, maka disini imperialisme akan bekerja, karena setiap pekerja harus mengabdi pada pemilik modal.
Sosisme-Komunisme membentuk sebuah negara yang memiliki pandangan bahwa setiap rakyat yang dimilikinya adalah milik negara, maka rakyat tidak berhak atas kepemilikan. Semua milik negara, maka segala sesuatunya harus diatur negara. Pada pemahaman ini, merupakan kontradiksi dari ideologi liberalisme. Dalam segi pemerintahan cenderung diktator (sering disebut diktatoriat ploretar).
Pada aspek ekonomi merupakan ekonomi sosialisme, dimana pekerja merupakan lokomotif pembangunan sebuah negara. Ekonomi yang melindungi kaum proletar (pekerja) untuk memiliki penghidupan yang cukup, dalam prinsip ekonomi ini tidak menghendaki adanya kepemilikan modal secara individu dan menolak persaingan. Maka asas sama rasa menjadi kuat dan ekonomi kolektivitas menjadi maju pada negara ini. Namun berbeda apabila case nya China, dia membuat sistem sosialis komunis begitu kuat di negaranya, namun untuk menghidupi kebutuhan rakyatnta, ia menerapkan kapitalisme dalam persaingan global. Ini menandakan bahwa China lebih lentur (fleksibel) dalam menjalankan kebijakan internasionalnya, sehingga mampu menjadi negara raksasa ekonomi baru. Berbeda dengan Soviet yang runtuh karena prinsip yang dipegang begitu kaku.
Faktor ideologi yang bersifat agama pada dunia ialah, merebaknya pandangan positif terhadap pembangunan spiritualitas masyarakatnya. Konsepsi syari'at memberi jawaban atas krisis global yang teejadi. Dalam ekspresinya pada dunia modern saat ini, tidak ada negara yang secara murni menerapkan konsepsi negara theokrasi. Namun dalam prinsip kehidupan dilakukan setiap orang, bahkan sampai kepada kebijakan-kebijakan negara, cenderung juga dipengaruhi landasan keagamaan.
Seperti di Indonesia, walaupun berasaskan Pancasila namun pertimbangan-pertimbangan keagamaan masih dilakukan, karena kebijakan agama dianggap sakral.
Kesimpulan
Pada dasarnya perkembangan ideologi yang ada pada masa sekarang merupakan galian dari filsafat klasik masa Yunani, Romawi, Kristen dan Islam.
Dasar pemikiran filusuf Yunani-Romawi kemudian digali dan dikembangkan ilmuwan muslim, seterusnya berkembamg menjadi Liberalisme, Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Fasisme oleh kelompok Yahudi-Kristen.
Ideologi yang berkembang saat ini menyebabkan, persaingan akan kebutuhan semakin tinggi. Artinya ideologi menyebabkan timbulnya pemikiran-pemikiran baru untuk membuat aliran ideologi itu tetap resisten terhadap gangguan
Dari beberapa case negara yang menerapkan ideologi-ideologi tadi jauh lebih lentur dalam mempertahankannya. Sehingga keberadaan ideologi tersebut mampu hidup dalam waktu yang cukup lama.
Ideologi yang bersifat keagamaan lebih cenderung menjadi penuntun hidup setiap individu dalam setiap negara, yang biasanya ikut dalam pertimbangan kebijakan. Karena tidak ada negara modern yang menerapkan secara utuh konsep negara agama (theokrasi).
Â
By. Zainal Muttaqin
29 Maret 2017