Mohon tunggu...
Ziwenk Iskra
Ziwenk Iskra Mohon Tunggu... -

Aku penulis amatir yang tak terlatih menulis seperti para Akademisi di dalam ruang kelas, dari kecil sampai besar sekolah bukan tempatku. Yang aku punya dalam menulis hanya la kejujuran dan keberpihakan ku kepada rakyat yang tertindas. Menulis tanggung jawabku pada kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Angkatan 66 dalam Pelukkan Militer

5 Maret 2014   05:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukan bermaksud membuka luka lama yang tidak tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia, tentang sekelompok mahasiswa yang menceburkan tangan dan matanya dalam peristiwa berdarah, meninggalkan penderitaan panjang bagi para korban pembantaian Malapetaka September 1965-1966. Generasi muda saat ini perlu mengetahui pendahulunya pernah terjerumus ke dalam skenario kapitalisme asing yang berniat menghancurkan pemerintahan rakyat di bawa kepemimpinan Soekarno. Angkatan 66 sebutan manja dari militer untuk sekelompok mahasiswa yang teledor mengunakan akal pikirannya. Artikel ini tidak bermaksud membuatkelompok tertentu gerah, sebab artikel ini hanya ingin membagun semangat membaca sejarah dengan jujur dan berani.

Pasca Pemilu 1955 di saat PKI berhasil menjadi salah satu partai kuat di dalam pemilu demokratis, memberi semangat bagi organisasi mahasiswa di bawa nauangan PKI. CGMI (Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia), untuk terus menyebarkan ide Marxis di kalangan mahasiswa dengan konsisten menentang segala bentuk intervensi kapitalisme di indonesia. situasi ini menciptakan kontradiksi sengitantara CGMI dengan HMI (Masyumi) yang tidak sepakat terhadap ide CGMI. Dukungan dari mahasiswa banyak mengalir keCGMI dan GMNI untuk menduduki jabatan kepengurusan di dalam PPMI (Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia, yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa pertama di Malang tahun 1947) setelah Konggres V tahun 1961 yang semakin menambah amarah HMI.

Kekalahan pertarungan intelektual salah satu penyebab kelompok-kelompok mahasiswa yang tidak pro Soekarno mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, (Militer).PMKRI, HMI,PMII, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat Bersama Organisasi- organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI). Tujuan untuk menciptakan alat yang kokoh dalam cita-citanya menggulingkan pemerintahan Soekarno.kelompok ini lah yang di kenal sebagai angkatan 66.

Perang dingin yang terjadi di dunia internasional juga tak luput mempengaruhi malapetaka 1965, betul bahwa Indonesia tidak memilih salah satu kubu yang terlibat di dalam perang dingin tersebut, namun selain membangun persatuaan (Asia-Afrika) di antara negara bekas jajahan Indonesia juga merumuskan sebuah cita-cita untuk bumi dan kehidupan manusia tanpa ada penindasan manusia yang biasa terjadi di dalam sistem kapitalisme, di saat buruh selalu menjadi budak modren, terus di keruk tenaga dan pikirannya. Cita-cita soekarno yang luhur membuat dunia barat gerah, Seokarno juga membatasi ruang gerak Amerika di Indonesia, dengan adanya tindakan nasionalisasi yang dilakukan indonesia terhadap perusahaan minyak Amerika. Aktivitas anti penjajahan modal yang diperlihatkan Soekarno juga membuat indonesia lebih banyak menjalin kerja sama dengan blok timur, Uni Soviet. RRC. Kedekatan Indonesia dengan blok Timur membuat Amerika menyatakan perang terhadap Presiden Soekarno dan memulai gerakan bawa tanah untuk menggerogoti pemerintahan Soekarno.

Kemarahan Amerika terhadap pemerintahan Soekarno diperlihatkan oleh Amerika yang tak sungkan-sungkan mengelontorkan dana untuk aktivitas kelompok anti Soekarno. Selainketerlibatan eksponen anti Bung Karno, yang lebih ‘spektakuler’ lagi adalah temuan Peter Dale Scott, peneliti asal Amerika Serikat (AS), yang mengemukakan adanya ‘tangan’tangan’ AS dalam huru hara 10 Mei 1963. Dalam karyanya, Konspirasi Soeharto – CIA: Penggulingan Soekarno 1965-1967(1998), Peter mengungkapkan adanya skenario AS dalam melancarkan aksi-aksi de-stabilisasi di Indonesia melaluiserangkaian bantuan bagi pihakmiliter angkatan darat (AD)atau Seskoad (Sekolah Staf Komando AngkatanDarat) dalam programMILTAC (Military Training Advisory Group) sejak tahun 1962. Melalui program ini para perwira AD di Seskoad dilatih untuk menyusup ke berbagai sektor seperti pemerintahan dan sosial kemasyarakatan (Rakyat dan Mahasiswa) melalui program Civic Mission Seskoad guna mencapai target-target politik yang diinginkan AS. Salah satu ‘karya’ Civic Mission tersebut adalah huru-hara Bandung 10 Mei 1966.

Dana segar yang digelontorkan Amerika untuk tentara, terutama Soeharto, seperti rejeki nomplok untuk membiayai aksi-aksi politik mahasiswa yang berhasil di mamfaatkan Soeharto sebagai benteng pertama dalam masa penggulingan Soekarno. Mahasiswa angkatan 66 pada saat itu lebih banyak mengangkat isu fasis yang anti terhadap ideologi Komunis. Namun mereka lupa sejarah bangsanya juga melibatkan komunis untuk menghusir para penjajah.

Pembubaran Komunis sebuah konsep yang mereka rumuskan bersama tentara. Berikut tuntutan angkatan 66, (Tritura) isinya: menuntut pembubaran PKI, Retool kabinetDwikora, dan turunkan harga barang. Dideklarasikan pada 10 Juni 1966. Bisa di lihat bukan?, kepentingan gerakan mahasiswa angkatan 66 kental dengan cita-cita Militer yang ingin menghancurkan pemerintahan rakyat, lalu merebutnyadengan menumpas jutaan rakyat.

Setelah terjadi peristiwa pembunuhan tujuh Jenderal, Militer dan Mahasiswa menyerbakan isu bahwa PKI yang melakukannya dan PKI anti islam, mampu memprovokasi rakyat untuk ikut terlibat membantai lansung dan menonton penyiksaan manusia terhadap sesamanya. Sampai rakyat tak menghiraukan pidato Soekarno yang bermaksud menjaga keutuhan Nasional “Mari kita mengingat perlawanan PKI pada 1926 melawan pemerintahan kolonial; saya dapat membangun monumen di Boven-Digul untuk menghormati kaum komunis!”.

Pembersihan PKI dan Para simpatisannya di bumi indonesia yang dilakukan Militer,mendapatkan dukungan mahasiswa. Mahasiswa juga mendukung Militer atau Soeharto menggulingkan Soekarno yang dituduh tak mampu menjaga ekonomi nasional dan terlibat terhadap pembunuhan tujuh jenderal. Tuduhan yang dikatakan Soeharto dan Militer sama sekali tidak benar, kemerosotan ekonomi nasional itu akibat ulah para anti Soekarno yang mengganggu berjalannya ekonomi nasional, di saat membuat perusakan-perusakan di kota-kota dan pembunuhan terhadap anggota PKI yang mempengaruhi berjalannya ekonomi nasional. Tuduhan kelompok anti Soekarno yang mengatakan keterlibatan Soekarno pada peristiwa pembunuhan tujuh jenderal sampai saat ini tak dapat dibuktikan, sehingga dahlil penggulingan Soekarno bisa dikatakan rekayasa Militer dan Amerika. Selesainya malam-malam berdarah dan keberhasilan Soeharto menggulingkan Soekarno membuka peluang Soeharto mendirikan kerajaannya di bumi Nusantara dalam sistem orde baru.

Pertanyaannya kemana mahasiswa angkatan 66 itu?.

Kemenangan Amerika dan Militer, memberi keuntungan bagi mereka yang terlibat pembantaian PKI dan para simpatisannya, tak terkecuali para mahasiswa pengecut itu yang mendapat banyak kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabinet pemerintahan Orde Baru. Salah satunya Akbar Tanjung berasal dari HMI masuk ke Golkar dan menduduki jabatan di pemerintahan orde baru, selanjutnya diikuti oleh mahasiswa lainnya yang terlibat meruntukan kekuasaan rakyat.

Kemesraan antara Mahasiswa dan tentara tak begitu lama berjalan baik, dengan munculnya gerakan mahasiswa menentang kebijakan Soeharto di tahun 70-an menjadi titik sejarah baru yang lahir dari kebusukan pemerintahan Orde Baru, perlawanan mahasiswa yang luhur tidak cacat seperti pendahulunya telah lahir kembali bersama kekejaman Orba membungkam demokrasi.

Pena: Ziwenk (Petani kebun bunga)

Rujukan.

Buku: Sejarah alternatif Indonesia (Malcolm Caldwel dan Ernest Utrecht)

Malapetaka Indonesia (Max Lane).

Revolusi Belum Selesai (Kumpulan Pidato Soekarno 30 September 1965)https://www.facebook.com/pages/Pustaka-Revolusi/547364242006026?fref=ts

: http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20120813/peristiwa-rasialis-10-mei-1963-dan-proyek-imperialis.html#ixzz2uuJLLPsc

http://koranpembebasan.wordpress.com/2012/10/02/mengusut-tuntas-kejahatan-1965-dengan-melawan-sisa-orde-baru-dan-tentara/

http://koranpembebasan.wordpress.com/2011/12/04/sejarah-orde-baru-dan-indonesia/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun