Mohon tunggu...
Zikrillah
Zikrillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku adalah aku dan akan tetap menjadi aku yang akan mengatakan tidak pada narkoba

Kerjakan Sesuatu Dengan Sungguh-Sungguh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Kisah di Lokasi Banjir Longsor Lebak

2 Februari 2020   15:12 Diperbarui: 2 Februari 2020   15:53 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi yang belum tersentuh alat berat, karena jalan kesini putus dan ditutupi tanah | dokpri

Sore hari tim Relawan Brigade GPII bergerak menuju kabupaten lebak untuk mendistribusikan beras bagi korban banjir & longsor. Banyak kenangan selama perjalanan ke lokasi bencana, mulai berangkat dari jakarta mobil yang kami pakai mogok, ban mobil pecah, bensin habis terpaksa kami dorong kepinggir agar tidak menyebabkan jalan macet. 

Kan tau sendiri jakarta kota macet, tapi gak begitu-begitu banget macetnya, masih bisa jalan dengan kecepatan 20 km. Walaupun demikian warga yang melihat kami mendorong mobil sabar menanti karena mereka tau bahwa mobil yang kami pakai untuk menyuplai logistik bagi korban banjir & longsor. Ya taunya dari tulisan yang kami tempel di mobil. 

Mobil Ambulance yang kami pakai terus melaju sepanjang jalan tol, kami keluar lewat pintu tol balaraja sekitar jam 18:00. Padahal berangkat dari jakarta jam 15:30 selepas shalat ashar, maklum mobil Ambulance jalan dengan kecepatan rata-rata 80 km, tidak boleh lebih karena kondisi mobil kurang sehat. 

Relawan Brigade GPII mendorong mobil yang mogok saat berangkat | dokpri
Relawan Brigade GPII mendorong mobil yang mogok saat berangkat | dokpri
Dalam perjalanan menuju ke lebak lokasi banjir & longsor menghabiskan waktu selama 6 jam. Selama perjalanan kami hanya tidur dibelakang dengan mempersiapkan energi saat pendistribusian logistik nanti. 

Pukul 19:30 kami berhenti sebentar untuk makan malam, ditemani dengan petai mentah dan sepotong tempe itulah menu makanan kami. Walaupun saya tidak suka petai terpaksa juga dimakan, hanya untuk mengganjal perut yang lagi kerongcongan. 

Medan menuju ke lokasi longsor sangat parah, jalan para ditutupi lumpur yang bercampur tanah, pohon-pohon besar tumbang ke jalan, rumah hancur, mobil hancur, segenap hilang bak dimakan bumi. 

Jalan yang tertimbun tanah lebih kurang 2 meter tinggi tanah dari permukaan jalan | dokpri
Jalan yang tertimbun tanah lebih kurang 2 meter tinggi tanah dari permukaan jalan | dokpri
Sesampainya dilokasi tepatnya di Cipanas, kami istirahat sebentar sambil mandi pemandian cipanas, masih menurut warga jalan kalau malam medannya gak memungkinkan untuk dilewati mobil, sebaiknya teman istirahat disini besok baru bergerak kata salah satu warga kepada kami. 

Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk maka kamipun menuruti saran dari beberapa warga. Keesokannya kami siap menuju lokasi Banjir dan Longsor, sepanjang jalan kami perhatikan warga pada membersihkan rumah, ada juga yang sibuk mencari harta bendanya yang dibawa air. Sedangkan warga uang rumahnya hanyut pada mengungsi ke kampung sebelah. 

Terdengar suara intruksi dengan logat sunda dekat jembatan, rupanya suara warga sedang bergotong royong memperbaiki jembatan gantung yang putus diterjang banjir. 

Kamipun berjalan, selama di perjalanan relawan ada yang sibuk mengambil vidio bukit yang longsor, ada yang mendokumentasikan lewat foto lokasi-lokasi yang rusak parah. Badan jalan pun demikian, habis semua hancur di terjang banjir bandang. 

Sepanjang jalan banyak alat-alat berat sedang beroperasi membersihkan lumpur dan puing-puing kayu dari jalan, biar akses jalan mudah dilalui, walaupun kadang-kadang mobilnya mati akibat medan jalan rusak parah dan berada pada posisi mendaki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun