Mohon tunggu...
Zika Amell
Zika Amell Mohon Tunggu... Wiraswasta - writerpreuner

Seorang wanita yang menyukai birunya laut serta hamparan awan yang memutih di kaki langit. Saat ini sedang mencoba mengukir asa di serangkaian diksi yang menjelma sebuah keindahan dalam lara. Jalin silaturahmi boleh di sini Add fb Zika Amell Follow IG @zika_amell

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mantanku, Dira

26 Februari 2020   20:06 Diperbarui: 26 Februari 2020   20:04 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semenjak aku menjalin hubungan dengan Mas Rangga, aku selalu melihat sosok bayangan putih  berambut sebahu yang tiba-tiba datang tanpa kusadari.

Aku menutup rapat semua yang kualami ini dari lelaki yang begitu baik dan perhatian padaku. Aku tidak ingin hanya karena sosok muka pucat itu hubungan kami retak. Kebaikan yang Mas Rangga tujukan padaku adalah ketulusan tanpa rekayasa.

Hari ini adalah hari dimana aku pertama kali bertemu dengan Mas Rangga. Lipstik berwarna merah muda menghiasi bibir mungilku. Syall pemberian Mas Rangga waktu ulang tahunku melengkapi seluruh penampilanku. Tas tangan menjadi sebuah kebiasaan yang kemana-mana kutenteng.

Sebentar lagi jam dinding menunjukkan pukul 08.00 malam. Lelaki yang super sibuk itu mengadakan janji malam untuk bertemu merayakan hari spesial kami. Selagi aku mempersiapkan sepatu untuk kupakai, tiba-tiba dari kejauhan terdengar derit pintu terbuka.

Pikirku adalah si imut pulang, adikku yang biasa kupanggil begitu dari kecil. Ia biasa pulang malam dari kantornya karena lembur yang mendadak disuruh bosnya. Mau bagaimana lagi namanya juga karyawan, ya harus nurut apa kata atasan.

Aku melangkah perlahan menuju pintu depan. Seketika suhu dalam rumah menjadi dingin diikuti bulu kudukku merinding. Keringat mulai keluar setitik demi setitik. Beberapa langkah lagi aku sampai. Tangan terasa bergetar, lalu kubuka dan kulihat idak ada siapa pun yang datang ke rumah.

Kejadian ini telah beberapa kali kualami jadi untuk terlalu takut sudah tidak lagi. Aku mengabaikan begitu saja seolah tak ada yang terjadi. Kuraih tas tangan dan kunci mobil yang terletak di atas meja langsung pergi menemui Mas Rangga, pacarku.

Aku menyetir tidak terlalu cepat, hanya butuh jarak beberapa kilo meter saja untuk sampai ke tempat dimana kami janjian bertemu. Samar-samar kulihat dari arah depan jalan berdiri sosok putih dengan rambut sebahu mendekat perlahan ke arah mobilku melaju.

Lagi-lagi perempuan bermuka itu yang kulihat. Kali ini ia mencoba untuk mencekikku dengan cengkraman kuku panjang runcingnya. Aku mencoba melawan. Namun, tanganku hanya sebelah saja sementara sebelah lagi mobil yang aku setirin. Aku sempat berteriak minta tolong agat ada orang berhenti menyelamatkanku

Sekuat tenaga kumelawannya sampai arah mobil yang ku setir itu berputar dan terangkat-angkat dengan sendirinya. Tubuhku lemah dan tak ada daya untuk melawan makhluk terkutuk itu. Entah apa salahku padanya hingga ia terus saja menerorku tiada habisnya.

Sekejap mata sosok menyeramkan itu hilang diikuti dengan cengkraman mautnya itu. Mobilku berjalan lagi seperti biasa. Keringat dingin habis membasahi tubuhku. Napasku terasa tersengal-sengal seperti dikejar orang gila saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun