Mohon tunggu...
Zika Amell
Zika Amell Mohon Tunggu... Wiraswasta - writerpreuner

Seorang wanita yang menyukai birunya laut serta hamparan awan yang memutih di kaki langit. Saat ini sedang mencoba mengukir asa di serangkaian diksi yang menjelma sebuah keindahan dalam lara. Jalin silaturahmi boleh di sini Add fb Zika Amell Follow IG @zika_amell

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka Sahabat

20 Februari 2020   17:44 Diperbarui: 20 Februari 2020   17:36 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Mil, aku tahu, ini semua terasa berat untuk kamu terima. Tapi, aku bisa mencabut kata-kataku. Please, maafin  aku!" Untuk kali pertama Andre--sahabat terbaikku--memelas, minta maaf atas luka yang telah dia ciptakan dalam persahabatan kami. Meski kami tahu bahwa setiap kenangan yang dilewati begitu lama dan sungguh berarti.

Tiga tahun yang lalu....

"Kalau hari pertama masuk kuliah, kita harus cepat donk, Mil," ucap Kak Chika, sembari menyiapkan sarapan untukku.

Terkadang nasihat dari seorang kakak kandung cukup membuat aku menjadi lebih disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Ah, beruntungnya bisa punya saudara seperti Kak Chika. Setelah sarapan, aku langsung beranjak menuju kampus. Sengaja memang aku memilih universitas yang terdekat dengan  kota tempat tinggal.

Baru beberapa menit aku turun dari bis, terlihat di depan gerbang sudah dipenuhi oleh berbagai macam manusia. Ada yang sedang berkumpul dengan teman-temannya, ada yang hanya berdua sedang asyik menikmati obrolan dan ada pula beberapa orang laki-laki yang kerjanya hanya menunggu para perempuan datang untuk diganggu.

Aku menarik napas dan mulai mengayun langkah menuju gerbang kampus. Sementara kumpulan laki-laki yang usil tadi mulai menyoroti ke arahku. Aku tetap berusaha tidak gugup menghadapi mereka. Kira-kira tiga langkah aku di belakang mereka, seketika sebuah tangan memegang bahuku kemudian langkah ikut berhenti.

"Halo, cantik! Kok, buru-buru amat sih, mau ke mana? Salah satu lelaki itu mendekati dan menatapku penuh menggoda.
"Gimana kalo kita temani, nih? Lelaki lainnya ikut menggodaku. Aku mulai merasa tidak nyaman sekarang.

Kaki terasa kaku dan gemetar. Kueratkan pegangan buku di tangan. Keringat dingin mulai menetes di baju. Sementara para lelaki ini mulai mengitari aku satu persatu. Kuberanikan diri untuk lari. Namun, apa daya seluruh ototku terasa kaku. Oh, Tuhan, kirimkan seseorang untuk menolongku dari kawanan manusia tak punya adab ini.

Semua orang yang kulihat tidak ada yang berani bertindak untuk menghentikan perbuatan kumpulan lelaki yang saat ini mengganggu ketenanganku. Sampai mereka menarik-narik tanganku dan semua buku yang tadi kupegang berhamburan ke bawah.

Aku tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berani menghalau setiap tangan-tangan jahat para pengganggu itu dengan sangat berani.  Entah apa yang dibisikkan di salah satu lelaki itu. Pada akhirnya mereka langsung pergi meninggalkan aku yang masih ketakutan berdiri kaku di sini.

"Kamu nggak apa-apa, kan? Lelaki baik ini bertanya padaku sembari memungut semua buku yang terjatuh tadi.
"Yuk, duduk dulu! Lelaki bertubuh tinggi dengan penampilan berkelas itu mengajakku ke dekat taman kampus, kebetulan ada bangku panjang di sana.
"Iya, Aku nggak apa kok, terima kasih karena kamu sudah menolongku dari kumpulan lelaki yang menggangguku tadi," ucapku dengan lembut kepada lelaki yang sudah meloloskan diriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun