Mengenal Tarian Tradisional Buhchaechum dari Negeri Ginseng

Kebudayaan Korea Selatan akhir-akhir ini sangat pesat perkembangannya dimana merupakan negara yang terkenal dengan berbagai keunikannya, mulai dari makanan, tempat wisata drama, musik hingga tarian.

Kebudayaan Korea Selatan cukup unik dan menarik sehingga banyak orang baik dari kalangan anak anak hingga orang dewasa tertarik untuk mempelajari kebudayaan tersebut dan mengetahuinya secara lebih mendalam. Dewasa ini tarian modern sedang digemari oleh banyak sekali remaja penggemar KPop. Padahal tarian tradisional dari Korea Selatan juga tak kalah keren, lho.  

Namun sebenarnya jika diperhatikan secara seksama, budaya Korea Selatan itu ada juga loh yang mirip atau hampir mirip dengan beberapa kebudayaan yang ada di negara Indonesia. Salah satunya yaitu tarian Buchaechum. 

Buchaechum atau Tari Kipas adalah salah satu tarian tradisional dari Korea Selatan yang paling terkenal dan merupakan tari kreasi baru, yang diciptakan oleh penari Kim Baek-Bong pada tahun 1954 dimana para penari menari menggunakan kipas yang berhiaskan bunga peonydan mengenakan hanbok yang berwarna mencolok. Biasanya tarian ini dipentaskan oleh sekelompok wanita.

Tari Buchaechum awalnya berasal dari ritual kuno ribuan tahun yang lalu yang ditampilkan pada upacara pemujaan kepada dewa-dewa penganut Shamanisme Korea yang merupakan kepercayaan kuno masyarakat Korea yang juga mengkombinasikan berbagai kepercayaan dan dipengaruhi oleh agama asli Korea seperti Buddha maupun Taoisme. Ketika ritual itu sudah tidak ada lagi, lahir tarian rakyat yang penuh kegembiraan, keanggunan dan kejutan.

Keunikan dan ciri khas dari gerakan Tari tradisional khas Korea Selatan ini adalah saat para penari membentuk formasi melingkar yang rapi dan menggunakan kipas membentuk gerakan bergelombang, membentuk kupu-kupu yang terbang serta rumpuh bunga dihembus angin membuat gerakan tarian ini sangat cantik.

Jika diperhatikan dari gerakannya, tarian ini hampir mirip kan dengan tari kipas dari daerah Sulawesi Selatan.

Mungkin dengan adanya kemiripan antara dua kebudayaan ini diharapkan akan semakin mempererat hubungan antara kedua Negara. Sehingga dengan hubungan yang semakin erat itu dapat menghasilkan berbagai kerjasama yang dapat menguntungkan kita bersama.