Mohon tunggu...
Muhamad ZidanRamdani
Muhamad ZidanRamdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIO C 2018

Mahasiswa Universitas pendidikan Indonesia jurusan biologi, yang senang akan peneletian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbagai Macam Kendala Pembelajaran Daring pada Guru di Sekolah MTs Daruththalibin Garut

31 Juli 2021   09:49 Diperbarui: 6 Agustus 2021   17:26 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gawai dan jaringan internet

Ketergantungan dan kebutuhan gawai serta jaringan koneksi internet merupakan hal yang sangat bagi pelaksanaan pembelajaran secara daring. Namun fakta secara lapangan membuktikan bahwa masih banyak  siswa yang belum memiliki gawai dan jaringan internet. hal ini menjadi kendala yang utama bagi para guru karna harus memikirkan kembali bagaimana caranya supaya pembelajaran terus berjalan selama pandemi ini.

   Ketika mewawancarai salah satu guru mengenai kendala gawai dan jaringan internet ini, salah satu guru di MTs Daruththalibin menjawab "untuk ketersediaan gawai dan internet, alhamdulillah semua guru sudah mempunyai gawai dan jaringan koneksi internet, akan tetapi masalahnya sebagian para guru disini masih kurang paham dengan cara penggunaan gawai dan harus selalu di bimbing sama yang bisa menggunakan perangkat gawai dengan mahir" ujar salah satu guru di Mts Daruththalibin.

Masalah belum berhenti sampai disini, masalah berikutnya mengenai gawai dan jaringan koneksi internet muncul pada siswa. Masih banyak siswa yang masih tidak memiliki gawai, hal ini juga memicu kebingungan para guru akan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 ini. Guna menyiasati kendala ketidakpunyaan gawai dan jaringan koneksi internet para siswa, para guru menyiasati dengan belajar secara privat di rumah para guru, dengan jumlah maksimal 5 orang dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dua lapis dan membawa handsanitizer.

Hal ini dilakukan kepada beberapa siswa yang tidak memiliki gawai dan dilakukan setiap 2 hari 1 kali. Sedangkan siswa yang memiliki gawai dan jaringan interne, melakukan pembelajaran daring secara normal sesuai dengan arahan pada guru.

Pengelolaan pembelajaran

Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 mengenai guru dan dosen menyebutkan bahwa salah satu kemampuan yang harus dikuasai bagi kalangan guru yaitu  kemampuan pedagogik. Kemampuan ini sangat memungkinkan bagi para guru untuk mengolah dan mengelola pembelajaran. Kemampuan ini sangat penting bagi para guru guna ketika penyampaian materi dapat disampaikan secara logis dan tepat sehingga keterikatan antara topik satu dengan topik yang lain terlihat sangat jelas.

Menurut Mulyasa (2013 : 139) menyebutkan bahwa kemampuan mengorganisir materi terdiri dari dua tahap, yang pertama yaitu memilih dan menyusun pembelajaran, ketika pembelajaran terjadi secara tatap muka para gura sudah biasa untuk pengorganisiran pembelajaran, namun hal ini yang menjadi kendala bagi para guru ketika diberlakukannya  pembelajaran berlangsung selama daring. Tugas guru dalam hal ini adalah guru harus lebih teliti lagi ketika pemilihan materi pembelajaran supaya tidak terjadi miskonsepsi antara guru dan siswa ketika sedang mempelajari materi. Dari sisilain juga guru kompentensi dasar pada setiap siswa, sehingga pembuatan materi pada keadaan pembelajaran daring dapat dilakukan secara maksimal.

Kurangnya pengawasan saat pembelajaran

Kegiatan pembelajaran daring akan berjalan dengan lancar apabila siswa mendapatkan pengawasan dan perhatian dari pihak orang tua maupun pihak guru. Menurut fakta dilapangan menunjukan bahwa efektivitas pengawasan yang diakukan oleh orang tua memberikan pengawasan yang ketat pada minggu pertama. Namun pada minggu-minggu seterusnya pengawasan yang dilakukan oleh orang tua muali berkurang hal ini terjadi karena orang tua harus membagi waktunya antara mengawas anak yang sedang melakukan proses pembelajaran daring dan membagi waktu dengan bekerja dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Hal ini mengakibatkan ketika guru mengrimkan tugas dan orang tua mengirimkan hasil pengerjaan tugas anaknya, hal ini bisa berlangsung tidak adanya pengawasan dalam proses belajar.

Para orang tua siswa berpendapat bahwa apabila tugas sudah dikumpulkan kepada guru maka pembelajaran sudah dianggap selesai. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya miskomunikasi dan terjadi nya tidak ada pengawasan saat proses pembelajaran.

Kesimpulan

Pandemi Covid-19 yang merubah haluan pembelajaran yang awal nya tatap muka menjadi pembelajaran secara daring menimbulkan berbagai macam kendala bagi dunia pendidikan di indonesia. Hal ini berdampak juga bagi para guru yang menyokong pendidikan secara formal. Beberapa guru di MTs Daruththalibin mengalami kendala ketika melakukan pembelajaran secara daring diantaranya gawai dan koneksi jaringan internet, pengelolaan pembelajaran, dan kurangnya pengawasan saat pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun