Mohon tunggu...
Zidan Fathur Rahman
Zidan Fathur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Many a little makes a mickle

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Damai ala Stoic

21 Mei 2022   19:14 Diperbarui: 24 Mei 2022   01:51 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sewaktu menulis artikel ini, kerapkali saya mengalami depresi dan tekanan mental. Saya selalu memikirkan apa-apa yang telah diperbuat, apalagi perbuatan tersebut merugikan orang. 

Pernah suatu ketika seseorang yang dirugikan menyapa saya, dan malah mengajak jalan-jalan ke suatu tempat. Saya yang ambigu, mengiyakan untuk menemaninya.

Dalam mengurangi kadar kesedihan, memang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ditambah lagi tekanan emosional akibat masalah-masalah yang silih berganti, memanjangkan proses penyembuhan.

Terlebih dimasa pandemi kemarin, kesehatan mental menjadi suatu tantangan. Kalangan muda lah menjadi sasaran. Seperti yang dikemukakan Unicef dan Gallup didalam surveinya, menyebutkan generasi muda di seluruh dunia rentan merasakan tertekan dan cemas dibandingkan generasi tua selama Covid-19.

Mungkin saja, karena kaum tua mengalami pengalaman dalam mengahadapi lika-liku kehidupan lebih dahulu, sehingga tidak mudah negatif thinking, berbeda dengan kaum muda yang sedang berproses.

Diatas saya paparkan pengalaman hidup. Disuatu kesempatan pernah merugikan orang, malah dibalas dengan hal positif. Setelah ditanyai dengan perasaan malu, mengapa tidak dendam kepada saya, dengan santainya menjawab; "Apa faedahnya saya mempunyai musuh?" Disitu saya tertegun, menambah rasa malu saya. Yang mulanya cemas akan sesuatu menimpa saya, kemudian mereda. Dan tentunya hal ini menjadi pelajaran berharga.

Berpikir berlebihan dan anxiety berakibatkan stress mahadahsyat. Saya merenung akan efek yang begitu luar biasa ini, sehingga ada kemauan untuk perlahan mengakhirinya. Meskipun tidak mudah. Seperti menaiki tangga untuk menuju ke tempat yang diinginkan, harus step by step, bersabar didalam prosesnya.

Hidup dalam suasana damai adalah dambaan setiap orang. Damai adalah sebuah harmoni dalam kehidupan alami antar manusia dimana tidak ada perseteruan ataupun konflik. Sedangkan kedamaian dalam batin ialah ketika tidak berpura-pura merasa dalam keadaan baik.

Lalu, bagaimana tips dari seorang Stoic agar hidup damai?

Sebelum mengarah ke tutorial, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu siapa itu Stoic, aliran apa yang dijadikan referensi untuk menjalani kehidupan dan lainnya.

"Stoic adalah seseorang yang mengubah ketakutan menjadi kehati-hatian, rasa sakit menjadi transformasi, kesalahan menjadi inisiasi dan keinginan menjadi usaha." – Nassim Taleb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun