Mohon tunggu...
Zidane Farhan Dian
Zidane Farhan Dian Mohon Tunggu... Lainnya - Zidane

Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Covid-19 dan Pendidikan

30 Juli 2021   16:49 Diperbarui: 30 Juli 2021   17:17 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialiasi Awal dan Penyerahan Surat Perizinan Pelaksaan KKN Tematik UPI Gelombang 1. (dokpri)

COVID-19 muncul pertama kali di Tiongkok, atau lebih tepatnya di Wuhan sana pada akhir Desember 2019. COVID-19 merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. Penyebaran COVID-19 menyebar dengan sangat cepat ke puluhan negara, termasuk Indonesia. Kasus pertama COVID-19 yang terlapor pada tanggal 3 Maret 2020 yang kemudian menyebar ke seluruh Indonesia dengan waktu yang sangat cepat.Kemudian WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Banyak perubahan yang terjadi semenjak COVID-19 menyebar di Indonesia. Mulai dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sampai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat ini. Adanya PSBB dan PPKM membuat semua kegiatan masyarakat dalam segala bidang menjadi terbatasi. Bidang pendidikan salah satu contohnya.

Terhitung sejak Maret 2020 yang lalu, pembelajaran di semua tingkat pendidikan dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau jarak jauh. Hal ini dilakukan agar penyebaran COVID-19 dapat ditekan. Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring.

Melihat hal ini, Saya Zidane Farhan Dian Akbar sebagai Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia tergugah untuk berkontribusi nyata mengatasi masalah dan sekaligus memberikan edukasi mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan dampak yang disebabkan oleh COVID-19 di bidang pendidikan. Sekaligus melaksanakan salah satu Tridarma Perguruaan Tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat dalam bentuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik dengan tema “Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi MBKM pada Masa Pandemi COVID-19”. Yang mana kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 1 Juli – 30 Juli 2021. Dengan Bapak Kuswanto M. Pd sebagai Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 7 KKN Tematik UPI Gelombang 1.

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Sebagai contoh adalah kegaitan pembelajaran daring di SDN 2 Cimareme, Desa Cimareme, Kecataman Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Sudah lebih dari 1 tahun pembelajaran di sekolah dasar ini dilakukan secara daring. Menurut salah satu tenaga pendidik kelas 5 di SDN 2 Cimareme, Pak Nandang mengakatan bahwa pembelajaran dilakukan melalui media WhatsApp, Zoom dan Discord. Akan tetapi lebih berfokus pada penggunaan media WA, untuk pelaksanaan pembelajaran Zoom dan Discord di lakukan hanya beberapa kali saja. Pak Nandang juga menjelaskan bahwa kendala yang paling umum dihadapi diantaranya :

  • Tidak semua siswa dapat mengikuti kelas melalui Zoom dan Discord karena kurangnya pemahaman cara penggunaannya dan kekuatan sinyal yang kurang baik.
  • Tidak semua siswa mengerti dengan penjelasan guru, khusunya pada mata pelajaran matematika. Hal itu membuat guru harus membimbing khusus siswa yang kurang memahami materi.
  • Tidak semua siswa aktif dalam bertanya saat pembelajran daring.

Kebanyakan materi pembelajaran dibuat dalam bentuk video pembelajaran  yang nantinya perlu disimak dan dipahami oleh siswa, dan jika ada yang perlu ditanyakan dapat bertanya melalui chat via grup WhatsApp.

Jadi dapat ditarik kesimpulan permasalahan pada pembelajaran daring yang terjadi di SDN 2 Cimareme bukan hanya terdapat pada pelaksanaan pembelajaran melalui Zoom dan Discord, akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring.

Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform yang user friendly, dan sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, berkelanjutan.

Pemerintah sudah memberikan solusi mengenai masalah kuota internet dengan membagikan kuota pendidikan bagi tenaga pendidik dan siswa. Selain itu juga, pemerintah perlu meningkatkan kualitas jaringan internet, juga perlu untuk melakukan bimbingan teknik mengenai proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun