Mohon tunggu...
Zia Mukhlis
Zia Mukhlis Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Budaya

Jurnalis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mengapa Muslim Berpuasa?

30 April 2020   11:23 Diperbarui: 30 April 2020   11:25 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Review Ceramah Ustadz Nouman Ali Khan Berjudul  Ramadhan

Ust Nouman adalah seorang pakar tafsir Al Quran zaman ini yang berdomisili di Texas , Amerika Serikat. Ia menafsirkan Al Quran dengan unik dan bahasa kekinian. Selalu menyertakan perbandingan terhadap setiap perumpamaan, dan paling menariknya adalah ia bisa menjadikan Al Quran realistis serta sesuai dengan zaman sekarang. Di mana hari ini banyak umat beragama yang putus asa bahkan lelah dalam beragama namun ust. Nouman berhasil menyajikan tafsir Al Quran dengan renyah untuk setiap orang khususnya orang awam hingga terasa relevan dalam kehidupan kita hari ini. Bisa jadi interpretasi atau tafsiran gayanya ini banyak dicari oleh orang-orang yang ingin mempelajari Al Quran lebih dalam.

Pada video kali ini yang berjudul Mengapa Muslim Berpuasa Ramadhan ust Nouman berceramah tentang Ramadhan dan kenapa kita harus berpuasa. Seperti biasanya ia menafsirkan Al Quran dengan metode linguistik, yaitu dengan menafsirkan perkata, lalu digunakan perempaan bahasa yang sesuai untuk hari ini.

Ust Nouman mengatakan bahwa tema puasa ada pada suarat Al Baqarah ayat  183 sampai seterusnya. Pada ayat tersebut memuat dua pokok pembahasan, pertama hukum bagaimana menjalankan puasa, waktu, bulan, serta bagaimana cara mengganti puasa jika ada uzur yang menghalangi. Sedangkan yang kedua adalah aspek spiritual, yang ini akan dijabarkan pada penjelasan dibawah.

Pada ayat 183 terdapat kata "la'alla" yang menurut terjemahan Al Quran berarti 'agar' atau 'agar kamu bertaqwa'. Menurut bahasa arab la'alla memiliki dua arti. Pertama sehingga, dan kedua semoga. Bisa diartikan keduanya dengan kata 'mungkin'. Disimpulkan oleh ust. Nouman, ada kemungkinan tercapai dan ada kemungkinan tidak tercapai. Itu tafsiran dari kata la'alla yang bermakna bahwa puasa yang kita kerjakan bisa jadi kita mencapai taqwa, dan bisa jadi kita tidak mencapai taqwa.

Pertanyaannya, apa itu 'taqwa'?

Taqwa dalam bahasa Arab berasal dari kata wiqawah yang berarti pelindung. Seperti doa yang sangat familiar bagi kita, "Wa qina 'azabannar"  artinya "Dan lindungilah kami dari azab api neraka". Pada doa tersebuat ada "qi" yang bermana 'lindungilah'. Jadi taqwa bermakna keinginan untul melindungi diri sendiri.

Melindungi diri dari apa?

  • Melindungi diri dari hal-hal yang mengecewakan Allah
  • Melindungi diri dari hal-hal yang mengecewakan Rasulullah
  • Melindungi diri dari hal-hal yang merugikan diri sendiri
  • Dan lainnya segala hal yang merugikan diri

Maka taqwa berarti adalah sikap pribadi untuk melindungi diri serta sadar untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang mengecewakan diri sendiri ataupun diluar sendiri. Sikap inilah yang akan dipacai selama bulan Ramadhan bagi seorang muslim.

Apa hubungan puasa dan taqwa jika ditinjau secara psikologi?

Jelas kita tahu bahwa puasa adalah aktivitas fisik, sedangkan taqwa adalah sesuatu yang tak tampak atau metafisik. Namun bagaimana sesuatu yang fisik bisa menghasilkan sesuatu yang metafisik.

Nah, puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahati. Saat matahari sudah di atas kepala biasanya tubuh kita mulai menjerit untuk diberi suplai. Lambung berteriak agar diberi makan, tenggorokan menjerit agar disiram air. Pada saat berkecamuk itulah hati berkata, "tidak boleh! Hingga maharati terbenam. Ini adalah perintah Allah". Hati menjadi komando saat kita puasa lalu hati berkuasa atas seluruh tubuh dan tubuh patuh. Itulah mengapa kita berpuasa selama sebulan penuh agar kita bisa melatih tubuh kita untuk patuh pada hati dan agar setelah usai dari Ramadhan kita bisa menghadapi bulan-bulan setelahnya dengan hati.  Akan tetapi perlu disadari bahwa Ramadhan adalah bulan latihan, ya hanya untuk berlatih, layaknya seorang pemadam kebakaran yang latihan menghadapi kobaran api. Api dalam latihan adalah api yang stabil dan bisa dikendalikan. Namun tak selamanya pemadam kebakaran hanya latihan, akan tiba masanya dimana ia akan terjun mengadapi api nyata di pemukiman yang terbakar tentu ini lebih sulit dari saat latihan. Begitu juga Ramadhan usai kita latihan secara stabil akan tiba saatnya kita menghadapi dunia nyata yang lebih sulit lagi.   

Link Video :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun