Mohon tunggu...
Zhuull
Zhuull Mohon Tunggu... Full Time Blogger - admin counter

hobi mengkaji, menulis materi ilmu tasawuf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wujud

17 Mei 2022   13:39 Diperbarui: 17 Mei 2022   13:44 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Betapa mudahnya kita menyebut kata wujud. hingga hampir di setiap hati kita menyebut kata itu. baik dalam bicara sehari hari maupun di hasil karya tulis kita, sedikit sedikit berkata wujud, sedikit sedikit berkata wujud, itu adalah wujud keindahak, itu adalah wujud kesetiaan, wujud cinta, wujud pengorbanan dan masi banyak lagi. 

Tapi apakah sebenarnya kita mengetahui arti wujud yang sebenarnya? lanyakkah kita menganggap segala sesuatu itu sebagai yang wujud? apa kriteria sehingga sesiatu bisa di sebut wujud, serta apa dan siapakah yang layak di sebut sebagai wujud yang sebenarnya?

Ketahuilah bahwa kita sebenarnya tidak boleh menyebut kata wujud sembarangan, dan tidak boleh menyebutnya sembarangan, di dalam ilmu ajaran tasawuf menyebut kata wujud itu harus jelas niat dan asal usul sebab sehingga kata itu kita sebut. 

Sebab jika kita salah niat, dan tidak jelas asal usul penyebutan kita pada kata itu maka salah salah kita jatuh pada perbuatan syirik. hanya saja dalam hal ini tidak semua orang memahaminya dan kebanyakan orang akan menolaknya terlebih lagi orang orang yang buta terhadap ilmu tasawuf.

Sebelum kita mengupas perkara wujud maka kita harus mengetahui dahulu perkara syirik, syirik itu ada 3 tingkatan yaitu:

1. syirik jali 

2. syirik khofi.

3. syirii akhfa.

Dari 3 tingkatan itu hanya syirik jali yang di pahani oleh banyak orang, sehingga bagi mereka syirik khofi dan akhfa itu di anggap bukan sebagai perbuatan yang syirik. 

Syirik jali (syirik jelas)adalah mempercayai, melakukan  perjanjian dan kesepakatan, melakukan pemujaan dan penyembahan terhadap setan dan iblis seperti: pesugihan, memelihara tuyul, santet, teluh, pelet, guna guna, hidam, gendam, dan lain lain, termasuklah juga meyembah batu, pohon, api, matahari, dan lain lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun