Mohon tunggu...
Susanti Susanti
Susanti Susanti Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Susanti

Mari Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Masuk Pulau Parit, Mampir Pulau Tulang

31 Desember 2019   19:42 Diperbarui: 1 Januari 2020   20:56 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Tangga Panjat Pokok" di Pelabuhan Menuju Pulau Parit (dok. pribadi)

Menurut Badan Pusat Statistik (2017), provinsi dengan jumlah pulau terbanyak adalah Kepulauan Riau dengan jumlah 2.408 pulau. Nah, dalam artikel ini akan memperkenalkan dua pulau di Provinsi Kepulauan Riau, tepatnya di Kabupaten Karimun, yaitu Pulau Parit dan Pulau Tulang.

Pulau Parit

Perjalanan ini dimulai dari Pulau Karimun. Bila anda berkunjung dari luar Karimun, anda dapat menggunakan akses kapal ferry dari Batam, Tanjung Pinang, Singapura, ataupun Malaysia. Misalnya, naik pesawat dari Jakarta ke Batam, lalu naik kapal dari Batam ke Karimun.

Seterusnya, naik oplet (angkot) jalur apapun atau berjalan kaki dari Pelabuhan Taman Bunga menuju sebuah lorong di samping kanan Hotel Gabion yang berada di Jalan Nusantara. Dalam lorong inilah terdapat pelabuhan penumpang menuju beberapa pulau sekitar Pulau Karimun.

Dari dermaga kayu ini, penumpang turun ke kapal menggunakan tangga kayu vertikal, yang dikenal warga setempat sebagai "tangga panjat pokok". Transportasi menuju Pulau Parit adalah perahu bermotor dengan ongkos Rp10.000/orang dan perahu akan berangkat bila sudah mencapai 10 orang penumpang.

Perjalanan dari Pulau Karimun menuju Pulau Parit adalah sekitar 15 menit. Saat mendekati destinasi, tampak tembok di pesisir yang bertuliskan "Pulau Parit". Kapal ini berlabuh di Pulau Parit 1, dengan dermaga ponton kayu yang berombang-ambing menyesuaikan pasang surutnya air laut.

Setelah berjalan beberapa langkah di dermaga ponton kayu tersebut, penumpang naik ke atas dermaga melalui tangga semen berpegangan tangan, lalu disambut dengan gapura Pulau Parit. Meski sudah berpijak di Pulau Parit, pemandangan bangunan-bangunan di Pulau Karimun masih tampak jelas.

img-20191006-114515-5e0b40da097f360235212cf2.jpg
img-20191006-114515-5e0b40da097f360235212cf2.jpg

Pulau Parit ini sudah dialiri listrik PLN, setiap hari mulai pukul 16.30 WIB hingga keesokan hari pukul 06.30 WIB. Warga juga sudah menggunakan bahan bakar gas elpiji. Beberapa warung makanan, dan toko kelontongan juga dapat ditemui di Pulau Parit.

Di belakang rumah sebagian warga sudah berupa pantai berpasir halus putih, sehingga keindahan matahari terbit, dan matahari terbenam dengan panorama Pulau Karimun dapat disaksikan cukup dari pintu belakang rumah.

Ada pula beberapa rumah warga yang dilengkapi pelantaran ke laut bertujuan mempermudah aktivitas warga, yaitu untuk berlabuhnya kapal pribadi mereka yang berperan sebagai salah satu sarana penghasil uang yakni digunakan untuk menangkap hasil laut ataupun mengantar penumpang antar pulau.

Untuk berkeliling di Pulau Parit ini, pengunjung dapat menggunakan jasa ojek yang banyak memangkal di pelabuhan. Jalan setapak di Pulau Parit ini ada yang semen,ada juga yang aspal, ada pula yang sudah agak rusak berlubang-lubang.

Jadi, berkendara di jalan non-aspal atau non-semen adalah lebih mulus di Pulau Parit (tentu bukan saat musim hujan ya). Sepanjang lintasan, pengguna jalan dipayungi oleh aneka ragam pohon di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan. Tiang-tiang listrik juga berjejeran di antara pepohonan.

img-20191006-133059-5e0b4018097f3664dc03df32.jpg
img-20191006-133059-5e0b4018097f3664dc03df32.jpg

Setelah melewati gapura pembatas antar desa, pengunjung resmi memasuki Desa Pangkalan Jernih (nama lain Parit 2). Dengan bermotoran selama sekitar 20 menit dari titik awal pada Pulau Parit 1, tibalah di tiga danau besar berair jernih yang merupakan wilayah bekas tambang pasir. Di area ini juga terdapat ruas jalan lebar berupa tanah merah, yang menurut info warga, sedang ada pembangunan jembatan antar pulau di sini. 

img-20191006-134402-5e0b4061097f3612da24c1c2.jpg
img-20191006-134402-5e0b4061097f3612da24c1c2.jpg

Danau pertama berwarna biru kehijauan, danau kedua tampak lebih hijau, dan danau ketiga berwarna biru muda dengan latar belakang bukit hijau. Berdekatan pada danauketiga ini, tumbuh lebat kemunting (atau dikenal juga sebagai karamunting, atau kalimuntiong) yang berbunga ungu dengan benang sari kuning, serta berbuah merah kecoklatan.

Bila sore, terkadang dijumpai warga setempat yang berenang ria didanau-danau ini.  Pengunjung juga dapat berfoto di antara tebing-tebing pasir berwarna jingga kemerahan di sini.

img-20191006-134859-5e0b3f61d541df4e0d6e7f23.jpg
img-20191006-134859-5e0b3f61d541df4e0d6e7f23.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun