Mohon tunggu...
Ladut Guido de Arizo
Ladut Guido de Arizo Mohon Tunggu... Petani - Clove Farmer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Petani yang Berpenghasilan Miris

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dunia Petani adalah Kesempurnaan Nestapa

1 Agustus 2019   00:50 Diperbarui: 1 Agustus 2019   01:33 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia petani adalah kesempurnaan nestapa. Sebut saja soal pemasaran hasil bumi seperti cengkeh, posisi tawar petani dengan pedagang perantara dan pedagang besar yang sangat lemah sehingga harga mutlak ditentukan oleh pabrikan oleh karena masih belum diketahuinya saluran pemasaran yang paling efisien.

Itu belum diperdalam dengan nestapa lain yang kerap mampir, seperti pupuk langka, gagal panen, hama wereng, lilitan utang ke rentenir, jebakan teknologi, dan segepok realitas pahit lainnya.

Permasalahan petani dalam memasarkan cengkeh secara umum antara lain masih panjangnya saluran pemasaran dan juga fungsi pemasaran yang berbeda antar satu dan yang lain sehingga menimbulkan adanya perbedaan harga ditingkat petani dan lembaga pemasaran. Semakin besar rantai pemasaran, menyebabkan harga yang diterima oleh petani semakin kecil.

Baca juga : Cengkeh dan Etatisme Kapitalis

Dengan cara seperti ini apakah skala ekonomi petani akan terbangun? posisi tawar tak terdongkrak, dan kompetisi yang saling mematikan antar petani dan rentainer tak bisa terhindari. Apa Ikhtiar dari pemerintah dalam menunjang kegiatan ekonomi di pasaran? sejauh ini belum ada. Para petani belum memiliki peta baru perjuangan dan kesejahteraan belum dapat ditegakkan.

Maka dari itu, seperti pada tulisan sebelumnya, saya berharap bahwa pemerintah dalam batas -batas tertentu terkadang perlu melakukan intervensi dalam pembentukan harga dengan tujuan harga yang terbentuk tidak akan merugikan konsumen maupun produsen.

Intervensi yang saya maksudkan disini ialah, pemerintah dalam fungsinya menerapkan sejumlah regulasi dan kebijakan seperti: penentuan harga eceran/kiloan, penentuan, penetapan pajak, serta pemberian subsidi. Pemberian subsidi disini sebisanya 50-50 biar seimbang.

Jamahan ekonomi mesti berbasis pada para petani dipedesaan sebagai produsen, sehingga membantu mereka untuk lebih produkif menghasilkan sesuatu. Petani mesti terkonsolidasi agar tak terpecah jadi kekuatan kecil yang rapuh, sehingga tidak selalu tunduk dan kaku pada tekanan pengepul dan rentainer. Pemerintah wajib mengambil langkah agar skala ekonomi ditingkat petani bisa digapai dan ikhtiar peningkatan nilai tambah menjadi kenyataan.

Para pengepul dan atau penadah tidak disingkirkan, namun dibuka ruang hidup asal tak menghisap petani. Para petani bertepuk tangan, berharap fajar baru berpihak kepada hajat hidup sejahtera yang selama ini hanya angan.

Kisah petani cengkeh adalah cerita soal kekalahan. Kita adalah para penyaksi hal tersebut dan telah menjadi keyakinan yang sulit dicabut. Saat panen harga jatuh ke sumur yang paling dalam, ketika masa panceklik harga membumbung tapi barang sudah di tangan pengepul/pedagang, musim hujan kerap bunga bunga cengkeh jatuh dan batangnya patah diterjang angin, pada momen kemarau batang pohon jadi keeing kerontang dan masih ditambah dengan aneka hama yang datang nyaris tiada jeda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun