Mohon tunggu...
Ladut Guido de Arizo
Ladut Guido de Arizo Mohon Tunggu... Petani - Clove Farmer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Petani yang Berpenghasilan Miris

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cengkeh dan Etatisme Kapitalis

28 Juli 2019   14:13 Diperbarui: 1 Agustus 2019   10:58 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi komuditas cengkeh (foto Antaranews.com)

Berbicara tentang cengkeh berarti berbicara tentang salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Karena inilah cengkeh yang merupakan tanaman asli negeri ini, banyak dibudidayakan di berbagai pelosok wilayah nusantara. 

Kendati demikian, keunggulan komoditas cengkeh ini mengalami disparitas harga di pasaran. Sementara itu, segala bentuk transaksional yang terjadi di pasar dikuasai sepenuhnya oleh pemilik modal, dan petani cengkeh hanya bisa pasrah karena posisinya lemah. Lalu di manakah posisi dan keberpihakan pemerintah dalam hal ini?

Untuk menimang peran pemerintah dalam kegiatan ekonomi di pasaran, mari kita menggunakan bacaan "Etatisme Kapitalis". 

Etatisme adalah suatu paham dalam pemikiran politik yang menjadikan negara sebagai pusat segala kekuasaan. Negara adalah sumbu yang menggerakkan seluruh elemen politik dalam suatu jalinan rasional, yang dikontrol secara ketat dengan menggunakan instrumen kekuasaan.[WikipediA]

Etatisme kapitalis dengan ciri negara cukup banyak melakukan intervensi terhadap mekanisme pasar dan secara langsung menangani sejumlah kegiatan ekonomi, namun dalam batas tertentu pemerintah tetap mengakui fungsi pasar dan hak milik perorangan.

Lalu seberapa efektifkah etatisme kapitalis ini dalam mengontrol harga cengkeh di pasaran? Terlebih dulu, mari kita pelajari mekanisme pasar di Indonesia.

Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui dua jenis mekanisme, yaitu melalui "mekanisme pasar" dan mekanisme birokrasi (regulasi pemerintah). Dengan sejumlah kondisi yang disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya yang efisien.

Namun, kegagalan pasar juga bisa terjadi dalam pengalokasian sejumlah barang dan jasa. Ini bisa disebabkan karena adanya public goods beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah (beserta mixed goods) yang akan didistribusikan melalui mekanisme birokrasi.

Karena mekanisme pasar yang berbeda, harga pasar yang tercapai pun menjadi berbeda - beda. Terkadang harga barang/komoditas rempah yang terbentuk di pasar bisa menyebabkan kerugian bagi konsumen (industri dan penadah) atau bahkan kerugian bagi produsen(petani) juga.

"Oleh karena itu, hemat saya, pemerintah dalam batas-batas tertentu terkadang perlu melakukan intervensi dalam pembentukan harga. Tujuannya agar harga yang terbentuk tidak akan merugikan konsumen maupun produsen."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun