Mohon tunggu...
elwin zhang
elwin zhang Mohon Tunggu... -

sabbe satta bhavantu sukhitatta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dupa sebagai Polusi dan Tidak Menyehatkan!

20 Januari 2012   16:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:38 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tiga hari lagi kita harus mengucapkan Terima Kasih kepada Mendiang Pak Abdurrahman Wahid karena telah mencabut Inpres Nomor 14/1967 yang akhirnya Imlek dilihat waktu solar yang menandai dimulainya musim semi resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional. Perayaan Imlek tidak jauh-jauh dari yang namanya Tradisi Angpao, Lampion, Kue Keranjang dan tentunya sembahyang di Klenteng-klenteng (walau sekarang sudah tergerus oleh jaman, lebih memilih untuk jalan-jalan ke pusat perbelanjaan) (baca: http://bit.ly/aqEtzk)

Ketika kita mengunjungi Klenteng, apalagi pada saat perayaan IMLEK, Dupa-dupa dan Lilin setinggi 2 meter sudah sangat biasa dijumpai, asap dupa yang mengepul-ngepul dilangit hingga menyesakkan paru-paru dan membuat perih mata. Pada awal mula diciptakan Dupa hingga sekarang ini, Dupa memiliki banyak fungsi, mulai dari ritual agama untuk persembahan dewa-dewa, mengusir roh-roh jahat, untuk relaksasi bahkan untuk pengobatan (baca: http://bbc.in/zHXKXv), namun perlu diperhatikan, Dupa akan bermanfaat apabila dalam jumlah yang sedikit dan Dupa terbuat dari bahan alami yang memang berfungsi untuk pengobatan/relaksasi.

Sekarang ini dupa telah banyak mengalami perubahan, mulai dari corak, aroma serta bahan-bahan pembuatannya. Zaman serba cepat ini mana mungkin produsen bisa menunggu bahan baku alami yang prosesnya harus memakan waktu lama. Bahan kimia seperti bibit pewangi, pewarna dan beberapa macam lagi sudah dipakai bahan kimiawi.

Dan penelitian yang sekarang mencuat adalah Dupa dapat menyebabkan ASMA karena Dupa menciptakan zat berbahaya, seperti bensol dan poliaromatik hidrokarbon. Menghirup asap Dupa terlalu banyak dapat menyebabkan berbagai kanker pernafasan, termasuk kanker oral, saluran pernafasan dan paru-paru. Paparan dalam waktu yang lama dan sering terhadap pembakaran dupa berhubungan dengan peningkatan risiko signifikan dari squamous cell cancers pada organ pernafasan bagian atas. (baca: http://bit.ly/dtmgZA)

Membakar dupa dengan pengertian yang tidak benar adalah perbuatan bodoh dan sia-sia bahkan sangat merugikan. Menurut saya secara personal, dari pada membakar Dupa segepok banyaknya, segaban besarnya. Lebih baik uang untuk membeli dupa didistribusikan kepada fakir miskin dan orang yang membutuhkan. Atau digunakan untuk membeli bibit pohon untuk ditanam. Secara akal sehat, hal itu lebih berarti dan bermanfaat.

CMIIW, Elwin Zhang
Gong Xi Fa Cai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun