Mohon tunggu...
M. Fauzan Zenrif
M. Fauzan Zenrif Mohon Tunggu... Dosen - Zenrif

Hidup Itu Belajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jogja Selalu Beda, Sisi Lain Tak Terbaca dari Fakta Malioboro

14 Agustus 2019   09:01 Diperbarui: 14 Agustus 2019   09:10 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jogja oh Jogja sumber: tangkapan layar pada google map

Gadis Kecil Penjajah Bodi Meliak Liuk Kayak Ular Lapar Tak Terkapar/dokpri
Gadis Kecil Penjajah Bodi Meliak Liuk Kayak Ular Lapar Tak Terkapar/dokpri
Saya terus berjalan menelusuri Malioboro nan terkenal hingga seantero dunia itu. Saya bertemu dengan segerombolan orang. Dari jauh terdengar suara musik yang memadukan gaya musik modern dan klasik, angklung dan ntah apa lagi.

Suara musik yang indah itu dan kerumunan orang yang banyak, membuat saya ingin menghapiri lalu turu menikmati seni budaya ala Malioboro.

Setelah sampai di tempat kerumunan, saya terkesima memandang lima sampai enam cewek muda bergoyang sambil memanerkan pantatnya yang tidak semok. 

Wajahnya yang tidak secantik para bintang film, bibirnya yang tidak seindah biduanita di tv sana, juga tak terlihat berkomat kamit menyanyikan lagu diiringi musik.

Yang saya lihat dia hanya tersenyun manja sambil mengipaskan rambut dan menghelanya dengan tangannya yang tidak putih juga. Kaos yang digunakan nampaknya memang sengaja diperketat untuk dapat menampilkan payudaranya yang juga tidak besar. Pokoknya tidak menarik deh...

Lalu.. Terlihat seorang laki-laki bergaya seniman pinggiran jalan, rambutnya yang panjang dengan wajah pas-pasan berjalan berkeliling searah kerumunan orang-orang. 

Tampaknya anak remaja yang tak berwajah garang, tapi berpenampikan kayak preman itu, merupakan petugas pengais isi kocek daribpara kerumunan.

Ada Juga Seniman Jalanan Maliboro Yang Tak Begitu Banyak Peminatnya/dokpri
Ada Juga Seniman Jalanan Maliboro Yang Tak Begitu Banyak Peminatnya/dokpri
Di tempat lain saya juga melihat beberapa anak remaja dengan alat yang lebih modern melakukan hal yang sama. Tapi di sini tak ada pejoget samba sambo atau penari gaya ular tanpa ular, kayak yang di satunya tadi. Mungkin karena tak banyak kerumunannya, maka tak ada minta berjoget ria.

Saya tak ingin memberikan interprrtasi terhadap fakta ini.. Saya ingin para pembaca membaca dengan baik lalu mengukur dengan apa saja yang ingin pembaca ukurkan pada fakta ini...

Jogja miniatur Indonesia, begitukah sobat...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun