Suara musik yang indah itu dan kerumunan orang yang banyak, membuat saya ingin menghapiri lalu turu menikmati seni budaya ala Malioboro.
Setelah sampai di tempat kerumunan, saya terkesima memandang lima sampai enam cewek muda bergoyang sambil memanerkan pantatnya yang tidak semok.Â
Wajahnya yang tidak secantik para bintang film, bibirnya yang tidak seindah biduanita di tv sana, juga tak terlihat berkomat kamit menyanyikan lagu diiringi musik.
Yang saya lihat dia hanya tersenyun manja sambil mengipaskan rambut dan menghelanya dengan tangannya yang tidak putih juga. Kaos yang digunakan nampaknya memang sengaja diperketat untuk dapat menampilkan payudaranya yang juga tidak besar. Pokoknya tidak menarik deh...
Lalu.. Terlihat seorang laki-laki bergaya seniman pinggiran jalan, rambutnya yang panjang dengan wajah pas-pasan berjalan berkeliling searah kerumunan orang-orang.Â
Tampaknya anak remaja yang tak berwajah garang, tapi berpenampikan kayak preman itu, merupakan petugas pengais isi kocek daribpara kerumunan.
Saya tak ingin memberikan interprrtasi terhadap fakta ini.. Saya ingin para pembaca membaca dengan baik lalu mengukur dengan apa saja yang ingin pembaca ukurkan pada fakta ini...
Jogja miniatur Indonesia, begitukah sobat...?