Mohon tunggu...
Zen RetnoReviani
Zen RetnoReviani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN sumut

Mahasiswa Uinsu Fakultas Ushuluddin dan studi Islam Prodi Studi Agama-agama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama sebagai Bagian dari Budaya

6 Agustus 2020   13:36 Diperbarui: 6 Agustus 2020   14:42 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agama memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peran agama dalam kehidupan manusia bisa mempengaruhi sistem sosial, ekonomi, politik atau bahkan budaya. Agama merupakan suatu kebutuhan untuk menentukan arah dan tujuan hidup manusia. Agama merupakan wadah bagi manusia untuk memperbaiki diri melalui berbagai macam cara yang sudah diajarkan ditiap agama masing-masing.

Setiap agama mempercayai adanya yang Paling Tinggi atau yang Maha Kuasa. Hakikatnya semua agama menekankan pada ajaran pietisme (kesalehan),  melalui proses pembersihan jiwa yang dilakukan dengan berbagai kebaikan bersifat individu maupun sosial. Islam mengajarkan amanu wa ‘amilu as-salihat (beriman dan beramal shaleh) ataupun tazkiyah an-nafs (pembersihan jiwa), sama halnya dengan agama Kristen yang menekankan ajaran cinta kasih sesama, serta agama Hindu dan Buddha yang menjunjung tinggi nilai moral dengan tujuan akhir karmaphala atau moksa.

Agama dan budaya selalu berjalan seiring walaupun mempunyai watak dan karakter yang berbeda. Agama yang memliki sifat transenden, suci, absolut dan permanen, dan merupakan wahyu dari Yang Maha Kuasa. Sedangkan budaya merupakan produk cipta, karsa dan olah rasa dari manusia, yang  bersifat relatif karena mengalami dinamika dan perkembangan secara terus menerus berdasarkan tempat dan waktu.

Tetapi dalam hal ini agama selalu bisa menyesuaikan dialog secara kreatif dan dinamis dengan budaya. Agama diyakini sebagai pedoman hidup yang dapat berbaur menjadi sebuah budaya. Agama diperlukan dalam kehidupan berbudaya untuk memberi arah kesadaran etik, agar kebudayaan lebih bermakna dan memiliki inspirasi yang substantif.

Tak ayal agama juga memerlukan medium budaya untuk bisa eksis dalam kehidupan manusia, sebab agama hanya bisa diwujudkan secara nyata dalam kehidupan budaya. Manusia lahir, hidup, dan mati selalu mencari makna, baik pada permulaan maupun akhir hidupnya. Pencarian makna ini adalah pokok, seperti halnya kebutuhan mencari makan dan tempat tinggal, karena pada hakikatnya pencarian makna kehidupan adalah kerinduan teramat kepada Yang Maha Suci. Ia merupakan kebutuhan yang dilakukan secara berulang dan terus menerus seperti halnya makan dan minum.

Zen Retno Reviani, peserta KKN kelompok 152 UINSU :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun