Mohon tunggu...
Zen Siboro
Zen Siboro Mohon Tunggu... Freelancer - samosirbangga

Terkadang suka membaca dan menulis. Pencumbu Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Glenn Fredly: Meningitis dan Suara Kemanusiaan

14 April 2020   11:15 Diperbarui: 14 April 2020   11:33 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Glenn Fredly di Narasi.tv (dok. Natasi TV)

Glenn: Sosok dan Suara Kemanusiaan

Indonesia kini sedang dirundung duka. Duka akibat Corona yang berkali-kali merenggut korban akibat penularannya yang masif, ditambah kini duka akibat kepergian sang legenda. Di tengah pandemi Corona yang belum usai, kita dan dunia musik secara khusus kembali berduka.

Pada pukul 18.00 WIB tanggal 08 April 2020 akhirnya Glenn Fredly menemui sang Kuasa untuk selamanya. Kepergiannya yang mendadak tentu menyisakan duka yang mendalam bagi dunia musik tanah air. Terlebih lagi kepergian pelantun lagu “Januari” ini terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda tanah air.

Rasa duka itu tentu akan semakin berat rasanya tatkala keluarga, kerabat, dan penggemar mungkin tidak diperkenankan untuk mengantar beliau ke liang lahat. Demi mencegah penularan Corona, pemerintah sudah membuat anjuran resmi agar menghindari, dan tidak boleh berkerumun. Sehingga mau tidak mau kepergian beliau hanya akan dihadiri oleh keluarga dekat, juga mungkin disertai dengan fasilitas kesehatan atau dengan tetap menjaga jarak satu sama lain.

Sang musisi berdarah Ambon ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Setia Mitra Cilandak setelah berjuang melawan penyakit "Meningitis". Walau hingga saat ini belum ada pernyataan pasti apakah penyakit yang diderita Glenn apakah sudah mencapai tahap akut atau tidak. Namun dari beberapa media, ada kabar yang mengatakan bahwa penyanyi R&B ini sudah bergulat dengan penyakit tersebut di beberapa bulan terakhir.

Penyanyi bersuaraha khas ini akhirnya harus menyerah dan meninggalkan seorang isteri, serta seorang anak yang baru saja berusia 40 hari. Kepergian Glenn akibat penyakit Meningitis ini tentu mengingatkan kita pada 5 tahun lalu. Dimana artis komedi Olga Syahputra juga meninggal akibat mengidap penyakit yang sama di Singapura, tepatnya pada 27 Maret 2015.

Di balik rasa duka yang kini menyelimuti dunia musik Indonesia ada sebuah kenangan penting mengenai sosok seorang Glenn dengan status “entertainer”. Almarhum juga dikenal sebagai seorang aktivis kemanusiaan yang bekerja secara nyata, meski jarang kita dengar bersuara. Tidak jarang kegiatan beliau di bidang kemanusiaan, sering beresiko akan hilangnya job “manggung” karena kegiatan beliau  terkadang menuai ketidak-sukaan dari berbagai pihak selaku sponsor, yang merasa Glenn sebagai sosok yang terlalu idealis.

Tidak sedikit pula masa muda dari kaum 90-an yang masa remaja hingga dewasanya ditemani oleh suara emas dari seorang Glenn. Glenn yang terkenal dengan suara yang romantis itu, juga sangat perduli dengan kesenjangan. Beliau pernah memberikan sebuah  statement yang mungkin mengingatkan kita semua akan pentingnya persatuan yang berbunyi "Indonesia tidak akan pernah bisa menjadi Indonesia tanpa Papua, Maluku, Nusa Tenggara dan Sulawesi".

Sosok almarhum tentunya bukan sekedar menjadi ikon dalam dunia tarik suara. Namun keberadaannya juga menjadi sebuah magnet bagi orang muda dari daerah Timur Indonesia. Glenn menjadi sosok yang merubah stigma bahwa Timur akan selalu terbelakang. Juga merubah stigma bahwa orang Papua bukanlah orang jahat. 

Tidak sedikit orang muda dari Timur yang menjadikan Glenn sebagai sosok yang inspiring bagi mereka. Seperti kita kenal beberapa stand up komedian seperti Arie Kriting, Abdur, begitu juga dengan penyanyi Admesh Kamaleng. Terlepas dari itu semua, beliau juga dikenal sebagai sosok yang begitu humble kepada semua orang. 

Ilustrasi: Penyakit Meningitis (source: tribunnews)
Ilustrasi: Penyakit Meningitis (source: tribunnews)
  • Glenn: Meningitis dan Corona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun