Tanggal 30 Juli 2018 lalu, saya ada jadwal untuk nonton sepak bola yang mempertandingkan PERSIS SOLO vs PERSITA TANGERANG. Saya dan rombongan supporter berkumpul terlebih dahulu di depan Stadion Manahan. Setelah sekiranya sudah berkumpul, lalu bergegas berangkat. Ribuan motor disertai atribut mewarnai jalanan. Jalur yang dilalui lewat Sragen.Â
Setelah daerah Sragen terlewati, berganti Ngawi menyambut saya beserta rombongan. Di Ngawi, jam sudah memasuki siang hari. Perjalanan berjalan dengan baik dan santai. Setelah melewati Ngawi, akhirnya tiba juga di Madiun.Â
Di Madiun, rombongan terpecah dan ada yang nyasar. Saya termasuk di kelompok nyasar karena cuma mengikuti yang depan. Rombongan yang tersesat tersebut memutuskan untuk beristirahat sejenak di minimarket seraya beli minum dan merokok. Setelah selesai, rombongan tersesat tersebut memutuskan untuk segera menyusul rombongan lain. Akhirnya terkejar juga.Â
Setelah semua yang dilewati, akhirnya sampai juga di stadion. Saya memutuskan cari tempat untuk sholat. Selesai sholat, merokok sebentar sebelum masuk stadion. Masuk stadion, kami bernyanyi dan berteriak untuk memberikan semangat untuk PERSIS SOLO guna meraih kemenangan. Sayang, 0-0 menjadi hasil akhir bagi kedua klub. Jujur, saya kecewa dengan hasil itu karena sudah jauh jauh dari Klaten ke Madiun.Â
Tapi, saya sangat bangga bisa mengawal klub kebanggaan. Setelah pertandingan selesai, saya memutuskan pulang duluan dan berpisah dengan rombongan lain. Saya memutuskan pulang lewat Sarangan. Saya mengisi bensin dan numpang sholat maghrib. Tak diduga bertemu dengan rombongan yang sama-sama asal Klaten.Â
Selesai, saya melanjutkan perjalanan pulang. Suhu dingin di sepanjang jalan Sarangan-Tawangmangu mampu menembus tubuh yang dibalut jersey dan jaket. Setelah melewati Sarangan dan mencapai Tawangmangu, saya memutuskan istirahat sejenak sambil beli minuman hangat yang dibayari oleh rombongan yang sedomisili tadi. Selesai minum, kami melanjutkan perjalanan pulang.
