Mohon tunggu...
Zein zanuardi
Zein zanuardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prokopton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Tempat Sunyi di Tengah Bisingnya Jakarta

18 Mei 2022   06:09 Diperbarui: 23 Mei 2022   13:00 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Taman Arkeologi Museum Nasional, Jakarta. (Foto: KOMPAS.COM/YOSIA MARGARETTA)

DKI Jakarta, sebuah kota yang selalu terjaga dari mimpinya. Kota besar yang identic dengan gemerlap cahaya Gedung pencakar langit layaknya bintang di malam yang sunyi. Menghiasi langit-langit Jakarta dengan warna cantik yang seakan saling mengisi satu sama lain.

Sebuah pemandangan yang menarik, ketika manusia dapat menghiasi langitnya dengan karyanya sendiri. Kota besar yang tidak pernah beristirahat. 

Tujuh hari dalam seminggu setiap insan di kota ini menghabiskan waktu untuk berlalu-lalang dengan urusannya. Modernitas, serba cepat, dan metropolitan mungkin adalah tiga kata yang dapat menggambarkan betapa ramai-nya Ibu kota kita.

Namun di tengah kebisingan suara Ibu kota, ada satu tempat menarik yang saya temui. Dari kejauhan, tempat tersebut seperti layaknya kantor milik instansi pemerintah saja.

Apalagi letaknya memang cukup berdekatan dengan beberapa Kementrian, seperti Kementrian Pertahanan, atau Kementrian Komunikasi dan Informasi. Selain itu tampak depan bangunan yang memiliki pilar-pilar besar layaknya sebuah bangunan milik pemerintahan.

Saat saya turun dari halte Monument Nasional lalu menyebrang kearah Jalan Medan Merdeka Barat, saya langsung menyadari bahwa bangunan di depan saya bukanlah sebuah kantor milik pemerintah atau perusahaan swasta yang memang berada di lokasi yang sama. 

Tempat yang saya kunjungi kali ini adalah Museum Nasional. 

Langkah saya kemudian disambut dengan karya milik seniman asal Pulau Dewata, yaitu I Nyoman Nuarta. Seorang seniman yang karyanya sudah sangat harum di Indonesia, dan salah satunya yang paling terkenal adalah patung Garuda Wisnu Kencana yang berada di Bali.

Mahakarya yang berada di depan pelupuk mata saya saat ini memiliki nama "Ku yakin sampai disana". Sebuah patung berbentuk pusaran dengan diameter yang cukup besar. Terlihat cukup banyak masyarakat yang antusias mengabadikan diri mereka dengan patung indah tersebut. 

Kemudian saya berjalan menuju tempat pembelian tiket yang hanya berjarak beberapa meter saja dari patung tadi. Setiap orang di kenai biaya sebesar Rp5000. Sebuah harga yang sangat murah untuk tempat yang berada di jantung Ibu kota. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun