Mohon tunggu...
Zehra
Zehra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pencari Ilmu 🔎📚🖊

Fethetmeden önce asla pes etme 🌻

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penanaman Karakter pada AUD

27 Oktober 2021   19:57 Diperbarui: 27 Oktober 2021   20:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika aku sedang berada di perpustakaan ada seorang adik kelas yang meminta tolong untuk mencari sebuah buku dengan ucapan yang sopan. Dengan ucapan yang seperti aku dengan senang hati  membantu adik kelas itu untuk mencari buku yang sedang ia cari.


Bahkan di sekitar kita pasti anda hanya yang tidak sopan terhadap kita, suatu ketika aku sedang berjalan-jalan di alun-alun ada seorang anak yang mengendarai sepeda dengan kencang sehingga ia menabrak ku dengan sangat kencang sehingga aku merasakan sakit luar biasa, dia pergi begitu saja tanpa meminta maaf kepadaku, aku sangat kesel dan marah dengan kelakuan anak itu tapi aku juga merasakan kasihan kepada nya karena dia tidak di ajarkan pendidikan moral yang baik.

Pendidikan moral sangat penting diajarkan pada anak karena moral adalah karakter seseorang yang akan dibawa sampai hari tua nanti, penanaman karakter yang baik pada anak sangat penting dilakukan orangtua karena seseorang yang baik pasti ada usaha yang luar biasa oleh orangtuanya dalam menanamkan moral yang baik.

Moral yang baik pasti akan mendapatkan nilai positif, karena seseorang yang memiliki moral yang baik . Pasti akan mendapat timbal balik yang baik pula misalnya ketika kita melakukan kebaikan pasti akan menuai kebaikan juga yang di lakukan itu akan kembali kepada diri kita kan apabila kita memperlakukan orang lain dengan baik pasti kita juga akan mendapat balasan yang baik dari orang lain.

Penanaman moral yang harus dilakukan ketika anak berusia dini karena jika tidak adanya pendampingan dalam penanaman Moral ini pasti akan sulit bersosialisasi dengan orang lain, karena ketika bersosialisasi kita pasti akan memiliki moral yang baik akan orang nyaman dengan keberadaan kita.

Dalam bersosialisasi tidak semua orang yang kita temui adalah yang seragam dengan kita, pasti memiliki banyak perbedaan baiki itu agama, suku dan as/etnik. Orang tua haruslah menanamkan dalam diri anak bahwa kita harus memiliki moral yang baik yang dapat membantu kita untuk memahami perbedaan dengan orang lain.

Orang tua haruslah extra mengawasi anak karena anak sangat mudah mencontoh apabila kita tidak mengawasi anak dengan pengawasan yang baik maka anak bisa saja anak mencontoh perbuatan moral yang tidak baik. 

Dengan mencontoh itu maka anak akan terbiasa melakukan perbuatan yang biasa dia lihat apabila dia terbiasa melihat orang yang tidak baik, ketika anak telah mencontoh perbuatan yang tidak baik terlebih dahulu dan sudah melekat pada diri anak maka akan susah untuk diubah ke moral yang baik. 

Misalnya tanpa pengawasan orang tua anak melihat perilaku nakal Temen yang dekat dengannya maka ketika dia berbaur di dalam keluarga dengan penanaman moral yang baik maka anak dengan penanaman moral yang salah ini pasti akan selalu mengenang melakukan perbuatan yang menurutnya benar pada hal-hal yang dilakukan adalah perbuatan yang salah.

Perkembangan moral anak tidak terlepas dari lingkungan di luar rumah. Pendidikan moral pada lembaga pendidikan formal dimulai ketika anak-anak mengikuti pendidikan pada taman kanak-kanak. Pengalaman yang diperoleh anak-anak dari taman kanak-kanak memberikan pengaruh positif pada perkembangan anak selanjutnya. 

Di lembaga pendidikan formal anak usia dini, peran guru dalam pengembangan moral anak sangat penting. Hal ini dapat diketahui berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan bahwa nilai dan prosentase dari setiap siswa yang menjadi objek pada penelitian ini pada setiap tahap, kondisinya terus mengalami peningkatan.

Pendidikan moral merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan. Beberapa hal yang berkaitan dengan pendidikan moral, yakni: 

(1) Pendidikan karakter; merupakan pendidikan yang bersentuhan langsung dengan perkembangan moral anak; 

(2) Klarifikasi nilai adalah proses memberikan bantuan kepada setiap anak untuk memahami dan menyadari untuk apa hidup serta mengklarifikasi bentuk-bentuk perilaku apa yang layak dikerjakan; dan 

(3) Pendidikan moral kognitif adalah pendekatan yang didasarkan pada keyakinan bahwa murid harus mempelajari hal-hal seperti demokrasi dan keadilan saat moral mereka sedang berkembang.

Dalam pendidikan moral, untuk memberikan materi yang berhubungan dengan makna kehidupan sosial yang penuh keragaman agama, budaya, suku, ras atau etnik, status sosial dan lainnya, haruslah dilakukan secara tepat dan hati-hati. 

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa siswa dalam pendidikan moral, khususnya anak-anak, membutuhkan orientasi, maksudnya contoh, saksi nilai yang hidup, atau teladan yang dapat dilihat, dirasakan, dan akhirnya diikuti menjadi tindakan atau perilaku.

Pengembangan moral anak-anak dapat dilakukan melalui pengembangan pembiasaan berperilaku dalam keluarga dan sekolah. Pengembangan berperilaku yang baik dimulai dari dalam keluarga yang merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan paling efektif untuk melatih berbagai kebiasaan yang baik pada anak.

Perkembangan moral anak tidak terlepas dari lingkungan di luar rumah. Pendidikan moral pada lembaga pendidikan formal dimulai ketika anak-anak mengikuti pendidikan pada taman kanak-kanak. Pengalaman yang diperoleh anak-anak dari taman kanak-kanak memberikan pengaruh positif pada perkembangan anak selanjutnya. 

Di lembaga pendidikan formal anak usia dini, peran guru dalam pengembangan moral anak sangat penting. Hal ini dapat diketahui berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan bahwa nilai dan prosentase dari setiap siswa yang menjadi objek pada penelitian ini pada setiap tahap, kondisinya terus mengalami peningkatan.

Pada penelitian ini guru: (1) Memperlakukan siswa dengan kasih sayang, adil, dan hormat, (2) Memberikanperhatian khusus secara individual agar guru dapat mengenal secara baik siswanya, (3) Menjadikan dirinya sebagai contoh atau tokoh panutan, (4) Membetulkan perilaku yang salah pada siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun