Mohon tunggu...
Zefanya Wibowo
Zefanya Wibowo Mohon Tunggu... Jurnalis - IPB 55, Teknik Industri Pertanian

Mahasiswa yang berusaha menjadi mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suara Mahasiswa, Suara Rakyat

22 Agustus 2019   19:46 Diperbarui: 22 Agustus 2019   20:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok 11 Sasumuzi Techno Sosial 2019

 

Pada tanggal 10 Agustus 2019 Kami, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi Pertanian angkatan 55, turun lapang dalam aksi Techno Sosial untuk mendengarkan keluhan rakyat di Desa Cikarawang. Desa Cikarawang adalah desa yang terletak di kecamatan Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penghasilan warganya sebagian besar dari bertani di sawah, berkebun, juga berdagang. Namun, masalah tentu saja tidak luput dari aktivitas-aktivitas tersebut. Misalnya, masalah seperti akses jalan yang kurang memadai, bibit dan pupuk yang sulit didapatkan, harga hasil tani yang tidak stabil, dan penyuluhan yang kurang

Kepala RT 003/001 Desa Cikarawang mengatakan bahwa permasalahan utama dari segi pertanian adalah subsidi yang dikirim kurang tepat sasaran, harga bahan yang digunakan untuk bertani seperti pupuk masih mahal, keuntungan yang didapat dari hasil bercocok tanam tidak banyak, dan yang paling vital adalah irigasi atau sistem perairan yang masih sulit.

Petani Ubi Desa Cangkrang
Petani Ubi Desa Cangkrang
Petani Ubi Desa Cangkrang
Petani Ubi Desa Cangkrang

Masalah masalah di atas adalah permasalahan umum yang dijumpai di daerah yang melakukan aktivitas pertanian sebagi sumber penghasilan. Namun, mengapa masalah seperti harga yang mahal, subsidi yang kurang tepat sasaran, keuntungan rendah, dan bibit sulit didapat, dapat terjadi berkali-kali di berbagai tempat di Indonesia? Tentu saja karena kurangnya kesadaran petinggi yang bertanggung jawab mengatur arah subsidi dan petugas yang membiarkan tengkulak memasang harga tinggi pada alur pemasaran hasil tani. Subsidi tidak akan salah sasaran jika pembagiannya diawasi ketat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sejatinya, seringkali ditemukan kongkalikong antar petugas yang menyebabkan subsidi tidak diberikan kepada yang berhak, melainkan dijual agar mendapat keuntungan.

Untuk masalah irigasi, karena penyebab utamanya adalah perkebunan yang berada di dataran tinggi, maka cara terbaik adalah membuat alat untuk memastikan air dapat mengalir mengairi perkebunan dengan baik, karena akan sulit jika harus mengubah keadaan lahan. Kepala desa harus aktif dalam memberi kabar kepada lembaga yang lebih tinggi tentang sulitnya irigasi di perkebunan mereka dan mendesak untuk diberi solusi.

Mengedukasi murid kelas 5 SD di SD Cangkrang
Mengedukasi murid kelas 5 SD di SD Cangkrang

Selain masalah pendapatan para petani, terdapat kesenjangan yang terjadi di SD Cangkrang, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Bogor. Bangunan sekolah dasar ini tampak seperti belum selesai dibangun, dengan ruang kelas seadanya, kursi dan meja untuk belajar sudah banyak yang rusak. Namun yang harus lebih diperhatikan lagi selain kondisi fisik sekolah dasar ini adalah keadaan para muridnya. Kami memberi penyuluhan tentang gaya hidup sehat seperti cara mencuci tangan, makanan 4 sehat 8 sempurna, dan zat-zat penting yang terkandung dalam makanan kepada anak kelas 5 SD Cangkrang. Sepanjang penyuluhan, terlihat jelas bahwa pengetahuan mereka tentang gaya hidup sehat sangatlah minim. Mereka hampir tidak tahu tentang makronutrien yang terdapat pada makanan, atau bahkan hal sesederhana waktu yang dibutuhkan untuk berolahraga setiap minggu.

Kondisi ini memprihatinkan, karena para murid kelas 5 SD Cangkrang sebetulnya terlihat semangat dalam menjalani proses belajar mengajar. Terbukti dari antusiasme mereka saat membuat prakarya, yang bahkan mampu menarik murid kelas lain untuk masuk dan ikut nimbrung dalam pembuatan prakarya tersebut. Namun, melihat tubuh mereka yang kurus, kecil---bahkan satu anak hanya mempunyai tiga gigi bagian atas---tidak seperti anak kelas 5 SD pada umumnya, membuat kami bertanya-tanya, "Apa yang salah dari pertumbuhan mereka?"

Kemungkinan besar adalah karena kurangnya penyuluhan kepada orang tua para murid ini tentang betapa pentingnya memberi makanan yang bergizi lengkap kepada anak-anak mereka. Karena, jika penyuluhan tentang gaya hidup sehat hanya diberikan di sekolah kepada para murid, keberhasilan untuk diterapkannya kecil jika orang tua mereka tidak mendukung. Soal dukung mendukungnya orang tua tidak luput dari pendapatan yang mereka hasilkan. Siapa yang bisa membeli makanan 4 sehat 8 sempurna jika untuk makan sehari-hari dengan lauk seadanya saja sudah susah? Maka, kita tidak bisa langsung menghakimi para orang tua karena ketidakmampuan mereka memberikan makanan bergizi tinggi dan lengkap kepada anak-anak SD Cangkrang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun