Secangkir malam yang pahit untuk pagi
Dengan tiga sendok bintang dan sedikit potongan purnama
Serta sebungkus serpihan malam
Untukmu
Diaduk dengan penuh resah, dan gemetar
Atas pengakuan-pengakuan yang telah terpendam lama dalam satu ruang yang terkunci rapat-rapat
Atas segala duga-duga yang mengikat erat
Diracik dengan hati-hati, dengan separuh hati retak penuh namamu
Atas segala salah paham yang kusut
Atau mungkin segala penjelasan yang hanya terhenti di kerongkongan?
Dalam gelas yang dilukis sendiri dengan jemari-jemari
Banyak gurat-gurat penuh ragu,
Takut-takut menggariskan warna-warna kelabu
Secangkir malam yang retak untuk pagi
Diantar dengan gemetar
Lewat angin-angin malam yang pilu
Lewat angan-angan yang sendu
Lewat surat terlipat empat yang tergulung erat,
Tak berani dibentang dan tunjukan pada sepasang mata
Secangkir malam yang pahit untuk pagi,
Terimakasih atas segala gelas-gelas cokelat hangat sebagai peneman berbincang setiap minggu malam
Terimakasih atas segala waktu yang kita sisihkan untuk bertukar resah dan gundah
Juga atas segala dering menyenangkan yang akhirnya menyebabkan banyak hal yang patah
Pagi ini,
Mungkin waktunya berteriak "Dadah!"
Jadi jangan datang lagi
Dadah!