Tiga pekan pasca ombak menerjang kota tempat kita membuat cerita
Tiga pekan pasca gerak lempeng mengguncang kota yang di atasnya pernah kita pijak bersama
Perantau yang dua minggu berturut mencari kabar-kabar baru
Mulai melemah daya tahan tubuhnya, termasuk saya
Tidak mengapa
Oleh Sang Pencipta, kita diminta sejenak beristirahat
Sudah cukup waktu larut dalam genang luka
Sudah waktunya mengumpulkan tenaga baru dan bangkit lagi
Pada kawan yang merantau,
Terimakasih selalu saling menguatkan dan tetap berkabar
Terimakasih tetap saling menenangkan
Terimakasih tetap saling mengusap air mata meski dari jarak amat jauh
Tapi aku tahu
Kita sangat dekat
Pada kawan di Palu
Terimakasih telah berusaha berkabar bahwa kamu masih berpijak di atas bumi
Terimakasih telah menjaga dirimu sebaik mungkin
Terimakasih telah bertahan sejauh ini
Aku tahu
Kalian adalah jiwa-jiwa yang diberi kekuatan oleh Sang Pencipta
Terimakasih, sungguh
Bahwa kita masih saling memberi simpati
Bahwa kita masih saling memeluk hati-hati yang mendadak terluka
Tapi hati itu sedang berproses lebih kuat
Terimakasih
Telah saling bertanya kabar keluarga dan diri pribadi
Mengkhawatirkan bagaimana kabar tempat kembali dan pulang
Saling mencarikan bantuan untuk pengungsian keluarga lainnya, meski tahu pengungsian keluarga sendiri sudah krisis logistik
Terimakasih telah mengesampingkan keinginan diri
Terimakasih telah menguatkan
Terutama kawan di perantauan dan di pengungsian,
Sehatlah selalu
Puisi ini kukhususkan untuk Angkatan 11 SMAN Model Terpadu Madani Palu. Terimakasih tetap saling berpelukan dan saling menjaga meski dari jauh. Saling memastikan apakah yang lainnya telah beristirahat dan makan dengan cukup.