Sejak sepi yang datang bertamu,
Ramai pun merasa cemburu
Ia sibuk menari dan bernyanyi,
Berusaha lebih menarik daripada sepi
Sejak kau pilih sepi untuk menemanimu,
Ramai kerap kali datang mengganggu
Menimbulkan riak dalam bimbangmu
Namun membuatmu makin memeluk sepi
Apa yang kau lakukan kala itu?
Tak kau pikirkah bahwa ramai membutuhkanmu?
Sebaliknya pun begitu
Namun mengapa kamu terus memeluk sepi?
Ramai patah hati
Ia sibuk memaki
Ia adalah ramai,
Namun tak mampu membuatmu sedikit saja melirik
Suatu malam,
Ramai membuat bulan dan bintang sembunyi
Bahkan matahari tak mau terbit
Tersisalah sepi yang menyendiri,
Ramai membawa belati
Diam-diam ia tancap pada sumber detak sang sepi
Sepi sekarat
Mendadak seluruh penghuni langit bermunculan secara acak.
Ramai ingin perhatianmu
Namun ia lupa
Bahwa kamu dan sepi
Adalah satu
Fauzia Noorchaliza, 23 Januari 2018, di dalam kelas yang ramai dengan musik korea dan barat, tapi dalam hati berdebar karena satu jam lagi presentasi sendiri-sendiri tentang Teori Relativitas Khusus.