Mohon tunggu...
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang bertumbuh

Berjejak, tak berjasad

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ramai yang Sepi

23 Januari 2018   08:47 Diperbarui: 8 Juni 2018   19:59 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak sepi yang datang bertamu,
Ramai pun merasa cemburu
Ia sibuk menari dan bernyanyi,
Berusaha lebih menarik daripada sepi

Sejak kau pilih sepi untuk menemanimu,
Ramai kerap kali datang mengganggu
Menimbulkan riak dalam bimbangmu
Namun membuatmu makin memeluk sepi

Apa yang kau lakukan kala itu?
Tak kau pikirkah bahwa ramai membutuhkanmu?
Sebaliknya pun begitu
Namun mengapa kamu terus memeluk sepi?

Ramai patah hati
Ia sibuk memaki
Ia adalah ramai,
Namun tak mampu membuatmu sedikit saja melirik

Suatu malam,
Ramai membuat bulan dan bintang sembunyi
Bahkan matahari tak mau terbit
Tersisalah sepi yang menyendiri,

Ramai membawa belati
Diam-diam ia tancap pada sumber detak sang sepi
Sepi sekarat
Mendadak seluruh penghuni langit bermunculan secara acak.

Ramai ingin perhatianmu
Namun ia lupa
Bahwa kamu dan sepi
Adalah satu

Fauzia Noorchaliza, 23 Januari 2018, di dalam kelas yang ramai dengan musik korea dan barat, tapi dalam hati berdebar karena satu jam lagi presentasi sendiri-sendiri tentang Teori Relativitas Khusus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun