Mohon tunggu...
Haura Insiyah
Haura Insiyah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hiduplah yang berarti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Palestina Tidak Butuh PBB

7 Desember 2019   05:58 Diperbarui: 7 Desember 2019   06:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Meledaknya peperangan di Palestina sejak 1947an antara penduduk Palestina dan Israel hingga kini menjadi perhatian dunia internasional. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang dianggap sebagai penjaga perdamaian dan keamanan dunia hanyalah simbol belaka. Sejak awal konflik di Palestina, PBB hingga kini belum memberikan hasil yang nyata terhadap slogan perdamaianya. 

Justru Amerika yang memilik peran kuat di PBB berpihak ke Israel dengan bantuan senjatanya dan mendukung pendudukan Israel terhadap Al-Quds sebagai ibukota Israel. 

Perdamaian yang dibahas dalam rapat PBB hanyalah wacana. Amerika sebagai negara superpower itu justru memberi dukungan berdirinya negara Israel di tanah Palestina. Sebagai Majlis yang mengusung perdamaian dunia hanyalah wacana. 

Amerika kurang adil terhadap permasalahan antara Israel dan Palestina. Amerika dan Israel sekutu yang memiliki banyak perjanjian, jelas Amerika tidak mungkin merugikan kawannya. Sedangkan Amerika sejak awal memiliki kebencian terhadap kaum Muslim. Berharap ke PBB seperti berharap belas kasih kepada Musuh. 

Keberadaan PBB justru menguatkan pendudukan Israel terhadap Palestina. Israel sebagai pendatang dan kaum yang terusir hendak merampas tanah milik kaum Muslimin (tanah yang telah ditaklukkan kekhilafahan kaum Muslimin) yang gagal meminta wilayah kepada kekhilafahan Utsmani. 

Runtuhnya khilafah terakhir (Utsmani) menjadi kabar gembira bagi Israel untuk meraih tujuannya menduduki Palestina. Terealisasi lah pasca perang dunia ke II. Israel mendapat dukungan penuh dari Amerika yang mempunyai posisi penting di PBB untuk mendirikan negara di tanah Pelastina. Lalu apa yang bisa diharapkan?

Arab yang mendukung Palestina menolak hasil kesepakatan yang ditetapkan PBB, akhirnya terjadi perang. Palestina tercabik-cabik di tangan Israel. Dalam perang 6 hari (Six Day War), Israel mampu menguasai 3 wilayah; Mesir, Syria dan Jordan. 

Perang terus terjadi hingga november 2019 kemarin. Secara kemanusiaan, polemik yang manarik perhatian seluruh dunia ini harus segera diakhiri agar korban tidak terus berjatuhan. 

Khususnya peran seluruh kaum Muslimin untuk turut menyuarakan hak-hak saudaranya. Tak terkecuali Indonesia, sebagaimana dulu Palestina telah mendukung kemerdekaan Indonesia atas penjajahan. Saatnya Indonesia harus membantu Palestina dari serangan Israel. 

Ditegaskan kembali, konflik Palestina tidak bisa terselesaikan dengan cara two state solution yang diagendakan PBB. Nyatanya kecaman PBB, seruan genjatan senjata tidak membawa dampak apapun. 

Di sisi lain, ini ujian bagi kaum Muslimin seluruhnya, Allah menguji seberapa kuat persatuan kaum Muslimin saat saudaranya tertimpa musibah perang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun