"Tidak juga,"
"Tapi mengapa bapak rindu zaman Soeharto? Padahal saat itu kondisi hidup kita tak sebaik saat ini. Dulu anak-anak masih kecil, beli susu, nyekolahin. Sekarang, anak-anak udah pada kawin, kita gak terlalu mikirin.  Atau jangan-jangan, bapak kangen Rukmini, ya, pacar bapak yang dulu itu,"
Aku memalingkan wajah, melihat ke arah istriku yang mulai curiga. Ah, perempuan, "Bapak rindu zaman Soeharto bukan karena masalah politik atau masalah cinta, Bu. Tapi ini, nih," Aku menunjuk keripik yang ada di tangan kiriku, "Dulu, bapak masih bisa makan keripik. Sekarang, jangankan keripik atau peyek, nastar saja harus diemut dulu. Sekarang serba sulit,"
Wajah istriku langsung berubah, "Ha ... ha ... ha,"