Kata orang kasih sayang seorang nenek melebihi rasa sayang ibu nya. Apakah benar adanya?
"meskipun saya orang ga punya, tapi saya mampu mba merawat dan membesarkan cucu saya".
Kalimat sederhana yang terucap dari seorang nenek. Â Kisah inspiratif datang dari seorang bu ning yang sangat bersih kokoh ingin mengambil dan merawat cucunya.
Sering kali musibah datang di luar rencana kita bahkan suatu hal yang tidak bisa duga-duga. Di zaman yang sudah sangat modern jelas kita tidak bisa menyamakan pada zaman nenek kakek kita dahulu. Sekarang ini suatu hal yang dulunya dianggap saru malah dianggap suat hal yang wajar, meskipun tidak semua beranggapan seperti itu tapi sekarang ini banyak orang yang mewajarkan suatau hal yang bersifat saru menjadi sesuatu yang bersifat lumrah.
Sekitar 7/8 tahun lalu keluarga bu ning mendapatkan musibah yang mana membuat tercengang banyak orang, apakah itu? Anak semata wayang bu ning yang bernama dimas telah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya sampai hamil. Tidak sedikit di jaman sekarang kasus seperti ini, tapi memang setiap pelaku punya cara yang berbeda-beda dalam mengatasi masalah tersebut. Sudah dilakukan musyawarah membicarakan bagaimana nasib janin untuk kedepannya tapi tidak di dapatkan satu suara yang sama. Keluarga bu ning ingin janin itu tetap berkembang di kandungan, tapi pendapat itu bertolak belakang dengan keluarga perempuan mereka menginginkan janin segara di aborsi agar anak perempuannya dapat melanjutkan Pendidikan dan karir tanpa harus pusing memikirkan dan membesarkan anak. Keinginan dari pihak perempuan jelas di tolak mentah oleh bu ning selaku ibu dari pihak laki-laki. "mau gimana pun janin yang di kandungan itu tetap cucuku" kaliamat itulah yang pertama kali terucap dari mulut bu ning.
9 bulan di kandungan seorang ibu apakah ibu juga yang akan merawat bayi perempuan itu dengan penuh kasih sayang? "halah kok sampe merawat to mba, orang dari rumah sakit bayi itu aja langsung di anter ke rumah saya" ketus bu ning. Sungguh tidak menyangka bahwa ada seorang ibu yang tidak mau membesarkan anaknya hanya karena malu bahkan keluarganya pun tidak bersikap dewasa disini. Katanya, "udah aman nduk sekarang kamu bebas ngejar karirmu" ketika kalimat itu terdengar di telinga bu ning beliau hanya bisa geleng-geleng sambil mengusap dada, "kok ada ya orang setega itu" ucap bu ning pasrah. Bu ning bukan dari keluarga yang kaya tapi mampu, selayaknya orang mampu pada umumnya kalo mau memenuhi kebutuhan hidup ya harus kerja, di tambah pada saat itu ketambahan bayi perempuan pastinya membutuhkan biaya yang banyak untuk merawatnya. "sejak ada jehan cucu saya itu saya kerja cuman buat beli popok,susunya jehan aja mba" ucap bu ning, sambil bergelimang air mata. Sungguh ini pasti tidak mudah bagi bu ning, yang seharusnya beliau tinggal menikmati masa tuanya tapi beliau harus merawat bayi dari nol lagi.
Tahun demi tahun bayi kecil perempuan itu tumbuh, menginjak fase tengkurap, latihan berbicara, sampai jalan sudah dia lalui tapi tidak sekalipun ibunya menengok putri kecilnya. Sebenernya keluarga bu  ning juga sudah tidak berharap apa pun dari keluarga perempuan itu, bu ning hanya fokus membesarkan cucunya, jehan. bertumbuhnya jehan menjadi perempuan yang cantik dan periang entah dengan alasan dan maksud apa ibu nya menengok jehan dan seolah sangat menyanginya.
"halah tapi gitu-gitu jehan masih di sembunyikan dari keluarga besarnya sama tetangga-tetangganya ko mba" ucap bu ning kesal. Suatu hari jehan diajak main ke rumah ibu nya tapi ketika ada tetangganya masuk rumahnya mendadak jehan di suruh masuk ke kamar dan tidak boleh keluar sampai tetangganya benar-benar sudah pulang. Alasan perempuan itu masih menyembunyikan jehan sampai sekarang hanya karena dia malu punya anak yang tidak di inginkan. Sebenarnya kalo sudah seperti ini tidak seharusnya kita masih mementingkan dan meninggikan ego kita, masalah itu anak di inginkan atau tidak mau gamau harusnya tanggung jawab atas apa yang telah di perbuat, apakah ibu seperti itu memikirkan perasaan anaknya? Tentu tidak.
"tapi jehannya sendiri sekarang gimana bu ning dengan ibu nya?" tanya saya penasaran.
"jehan aja kalo di suruh nginep sana gamau mba, padahal saya kalo ibu nya minta jehan kapan pun pasti saya kasih ko mba. Gimana pun kan dia tetap ibu nya." Jawab bu ning dengan wajah pasrahnya. Anak mana yang tidak kesal jika dia mengetauhi kenapa dia dari kecil selalu tinggal dengan neneknya tidak dengan ibunya, di tambah dia tahu alasan ibu nya tidak mau merawat dan membesarkan dia. Saya pernah bertanya langsung kepada jehan "kamu kalo suruh milih, pilih bu ning atau bunda?", lalu jehan menjawab "ya jelas bu ning lah, ibu nanti kalo dah tua tinggalnya sama aku aja ya". Bu ning yang mendengar jawaban jehan sudah jelas matanya bergelimpang air mata.