Mohon tunggu...
Zatil Mutie
Zatil Mutie Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari Cianjur Selatan

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Kisah di Raudhah

6 Januari 2021   17:13 Diperbarui: 6 Januari 2021   17:22 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar latar: pinterest.com

"Mut, kenapa melamun?" Suaranya memecah suasana. Ya, Sejak tadi kami memang berdua di pinggir Raudah, menunggu acara dimulai.

"Gak kenapa-napa, Kak. Oh, ya. Selamat, Kakak mendapat nilai ujian nasional tertinggi tahun ini." Aku berpura-pura mengalihkan pembicaraan. Sungguh, hatiku tiba-tiba bergetar tak keruan.

"Makasih, Mut," jawabnya pendek.

"Kenapa, Kak? Kok, kayak gak seneng?"

"Aku bingung, Mut. Orang tuaku bangkrut. Jadi mimpi untuk kuliah, sekarang ... harus kupikirkan ulang," ungkapnya sedikit berat.

"Kakak harus semangat. Kuliah 'kan ada jalur beasiswa atau kuliah sambil kerja. Jadi gak usah sedih lagi, Kak."

"Makasih, Mut. Aku hampir lupa." Sidqi mendongak, semangatnya tampak kembali muncul.

"Kemana pacarmu, Kak. Seharusnya ini hari yang paling indah buat kalian."

Raut wajah Sidqi seketika berubah. Lalu sorot tajam itu beralih dan membuatku tak berkutik.

"Mut, kenapa kamu gak pernah jujur. Bahkan hingga detik perpisahan ini."

Aku terkejut. Entah apa yang harus kuungkapkan dan dari mana dia mengetahui rahasiaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun