Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Ragam Bahasa Kerinci nan Majemuk

14 November 2022   12:13 Diperbarui: 1 Desember 2022   00:05 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Percakapan dalam pasar

Ditambah dengan daerah otonomi seperti:

1. Lekuk Limo Puluh Tumbi Lempur;
2. Lolo Klambu Rajo;
3. Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak;
4. Tanah kampung dan Sungai Penuh Punggawe Rajo Punggawe Jenang.

Dari daerah kedepatian diatas, lain Luhah (suku) lain bahasa dan lain dialek dalam percakapan sehari-hari. Seperti Bahasa Tamiai berbeda dengan bahasa Hiang, dan Bahasa Pulau Tengah, berbeda dengan bahasa Siulak.

Begitulah keadaan yang berlaku, dimana bahasa ini terpengaruh oleh asal-usul ninik moyang orang Kerinci yang tidak satu suku.

Perbedaan dialek di sini sangat kontras, seperti bahasa Kerinci ke bahasa Indonesia:

  • Kami, kamai, kmai = kami
  • Kito, kiteo, kitu, = kita
  • Kmano, kmanu, kanou, kneo = Kemana

Namun kesemuan aneka dialek bahasa ini dapat disatukan dengan bahasa Kerinci umum yakni bahasa Daerah Siulak.

Kenapa penulis mengatakan demikian?

Karena perbendaharaan Bahasa Kerinci banyak terpengaruh oleh bahasa Siulak, dimana dari tahun 1940-han seni musik ataupun lagu daerah dipelopori oleh bahasa Siulak yang membuat bahasa Siulak dimengerti oleh hampir mayoritas orang Kerinci, karena lagu yang beredar dari zaman dahulu adalah lagu daerah Siulak. namun dewasa ini, sudah banyak muncul lagu-lagu yang memakai dialek daerah masing-masing.

Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak, merupakan wilayah adat tiga depati, yaitu:

1. Rajo Simpan Bumi di Siulak Gedang;
2. Depati Intan di Siulak Mukai;
3. Depati Mangkubumi di Siulak Panjang.

Masing-masing kedepatian ini memiliki wilayah adat dan turunan masing-masing dan memiliki dialek yang berbeda. Seperti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun