Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Terkesima dan Terluka

11 November 2022   19:47 Diperbarui: 14 November 2022   22:34 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. created by photoshop

Dentingan irama senja pada senar-senar gitarku, mengalun menusuk gendang telinga dikesunyian pedesaan itu. Hawa nan sejuk dibawah suramnya cuaca, mendung menyelimuti pebukitan di ketinggian. Seorang mama muda beranak satu, menatap dengan tatapan kuyu bahkan sendu, menatap tiap langkah pada aspal nan cadas dan keras, menuruni bukit dengan sepeda motor seraya menghempas asa. Wajahnya begitu teduh dan indah, manis senyumnya menyimpan sejuta lara, akan kehidupan nan kurang adil dan tidak berpihak.

Aku tahu... jauh dilubuk hatinya terukir suatu rasa tentang sejarah silam, dalam diam ia acap berdo'a, seandainya Sang Tulang Punggung bertaubat dan peduli terhadap jejak kenangan mereka, seandainya ia mampu menghiasi cinta mereka kembali dan merajut mahligai rumah tangga nan sempurna, tentu harapan dan keyakinan itu selalu ada, dan terus mengalun dalam bait-bait do'a dimalam qudus.

Kini... kehadiranku merusak momen yang sedang ditata, kehadiranku seolah duri nan nyelip diujung jari, ia mampu membuatku bermimpi sejuta bunga, rasa yang telah lama hilang ditelan waktu, hanyut tersapu bayu, kini menjelma menusuk ruang hampa di dada. Aku mencintainya dengan segenap rasa yang kumiliki, bahkan rela menghadang badai dan derasnya hujan ke bukit itu, hanya untuk melihatnya dan dekat dengannya.

Disuatu relung hati aku terkesima akan sikapnya nan mampu menjadi tulang punggung bagi puteri kecilnya... nun jauh diseberang hati nan lain, aku terluka... hanya bisa memandang keanggunan ciptaan Ilahi, tanpa bisa membuatnya menjadi bagian tulang rusukku...

Biarlah kurengkuh harapan nan terserak ini,

dalam untaian bianglala senja, dan akan kuabadikan lewat sejuta puisi

tentang cinta dan air mata.

Kerinci, 11-11-2022

Elang Gunung

Baca juga: Rahasia Jiwa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun