Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perang Tanah Buludai

20 Juni 2022   05:00 Diperbarui: 20 Juni 2022   07:12 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi : Lokasi Sawah Perang Tanah Buludai Siulak Mukai-Kerinci-Jambi

KISAH PERANG TANAH BULUDAI

Perang Tradisi Masyarakat Siulak Mukai

Disusun Oleh : Zarmoni (Gelar Temenggung Rio Bayan Putih)

Setiap daerah di bumi ini mempunyai adat dan kebudayaan serta tradisi masing-masing. Dimana, setiap peradaban selalu datang dan pergi silih berganti. Begitu juga yang terjadi disalah satu negeri di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, yang dikenal dengan wilayah adat "Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak", yaitu negeri Siulak Mukai.

Siulak Mukai merupakan salah satu negeri/dusun pada zaman dahulu kala yang termasuk dalam wilayah adat Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak. Luhah merupakan sebutan untuk "suku/klan". 

Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak awalnya termasuk kedalam kedepatian Semurup yang disebut dalam adat Kerinci Selapan Helai Kain, yaitu Tiga di Hilir Empat Tanah Rawang dan Tiga di mudik empat dengan tanah Rawang. terbentuk  nya Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak dengan Kedepatian Semurup setelah diadakannya "Batedo" yang pengakuan wilayah dari Kesultanan Jambi yang dilakukan oleh para Depati Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak diantaranya yaitu, Depati Intan Siulak Mukai, Depati Mangkubumi Tuo Suto Manggalo Siulak Gedang, Depati Mangkubumi Sibu Darjo Bukulit Putih dari Siulak Panjang, dan Rajo Simpan Bumi Siulak Gedang.

Setelah lepas dari Kedepatian Selapan Helai Kain, Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak menjadi wilayah adat otonom yang dipimpin oleh tiga depati yaitu Rajo Simpan Bumi memimpin di Luhah Siulak Gedang, Depati Intan memimpin di Luhah Siulak Mukai dan Depati Mangkubumi memimpin di Luhah Siulak Panjang.

Untuk pembagian wilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung Siulak dengan kedepatian Semurup termaktub dalam Kajian Adat yang berbunyi :

Manolah uteh dingan bateh Pamuncak Tanah Semurup dengan Siulak Tanah Sekudung, belah dilie, jung Panjang belah Mudik Banso Dirajo blah tengah tempat jadun kalayie tanah mungguk melintang, kisut ampo pedang baparit, aro tinggi pangalak tinggan, awang marbo tudung apuk lubuk sakijeng, tudung apuk, tudung anyut berang itu bentungtarantak terus kamaro sungai mancur, kito laki ka kuto ubi, antak manjelang koto hilalang, lepeh kabukit saung imau. Tempuh dikaki Gunung Bujang, jalan terus Betung Balarik, basuo dengan Ninek Kito Rio Mangampai, Rio Mangundai duduk bajuntai diateh aka itu panglimo merah mato, tunggunyo Ulu Sungai Tabi.

Belah dilie jung panjang, belah mudik banso dirajo, belah tengah satempat jadun. Kalahat Tebat ayie lupak kalateh kuat Balegun, disitu guguk Batungku Tigo, kito laki Pamatang Cimateh, lpeh Ka Bukit Saung Imau, nempuh di Kaki Gunung Maninjau Laut, jalan terus ka ayie Nyuhuk, antak menjelang Maro Telang terjun ka Sungai galiguh, antak ke Sako Kcik, betemu dengan Ninek Kito, gela Datuk Sari menda mantin Limo Puluh, cabik sirih tabelah pinang tatkalo maso dulu. Adolah buat janji, apolah buat dingan janji? Sado balama kapalo tupai, sado baungko dengan bakuwau, itulah pegang dio Ninek kito yang balik alam kurinci.

 

Pada zaman dahulu, pemikiran suatu suku masih lugu dan kepercayaan akan roh nenek moyang masih kental bahkan sudah menjadi suatu keyakinan yang mutlak, dimana pada setiap era, suatu penduduk akan meninggalkan sejarah dan adat istiadat yang berkesenambungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun