Mohon tunggu...
sahna FQ
sahna FQ Mohon Tunggu... Petani - Aku

aku dan kamu adalah manifestasi dari rasa, cinta, dan kekayaan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Srikhandi (Sira Khanaya Andhini)

11 Februari 2019   11:20 Diperbarui: 11 Februari 2019   11:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"bahas 'ariyah dan lain-lainnya"

"lho betul e".

"trus baper".

"leeres.... Eh mboten tooo".

"Wong gus widda lho di Ploso nderekne yai Sembodo".

"hemmm... nggih pun dalem klentu". Kata Reima mengucapkan jurus andalannya lengkap dengan wajah melas dan dimanis-maniskan. Bang Zee bersedakep menunjukkan kemarahannya sebagai seorang ketua organisasi tersebut.

"permisi... rekanita Reima dipanggil buat ngisi Kefatayat an dasar sekarang..". ucap seorang rekan yang diketahui bernama ahmed.

"sip rekan mamed matursuwun... bang zee saya memahamkan anak bangsa dulu njih". Ucap Reima merasa punya angin kebebasan. "pripun? Pareng?". Tanya Reima lagi bergaya tidak berdosa.

"iya sana berangkat." Jawab bang Zee.

Dengan suara yang terlatih dan PD Reima memulai orasi lagi, ia ceritakan embrio awal kefatayatan, tokoh-tokohnya, dan terakhir ia selalu menyisipkan tokoh idolanya Sang Kyai perempuan(red:nyai khoiriyah).

Dadio banyu sing nyegerke, ojo dadi geni sing manaske

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun