Mohon tunggu...
Zanjabilla Maghantis
Zanjabilla Maghantis Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang remaja yang gemar menulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penggiling Padi Keliling

20 Maret 2021   17:25 Diperbarui: 20 Maret 2021   17:41 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ini foto alat penggilingnya

“Aduh, ini suara apa sih, dek?” tanyaku, terbangun dari tidur siang.

“Dari tadi tau!” balas adikku, sambil sibuk dengan gawainya.

GRROOAARRDDDD kira-kira suaranya begitu.

Aku tidak bisa melanjutkan tidur, akhirnya bangun dari kasur. Berjalan ke jendela kamarku, karena asal suaranya jelas sekali terdengar kencang dari samping kamar.

Ketika aku membuka tirai, astaga! Di halaman samping ada kendaraan dengan bentuk yang jarang aku jumpai, besarnya seukuran mobil Corolla milik Popop (sebutan untuk ayah dikeluargaku).

Memiliki stir, satu kursi pengemudi dan satu kursi penumpang. Tidak ada atap yang melindungi dari hujan atau panas cahaya matahari. Di belakang kursi pengemudi dan penumpang, ada mesin yang suaranya berisik sekali! Aku kenal mesin itu, mesin penggiling padi.

Awalnya, aku pikir sudah ada banyak petani yang berkumpul di samping rumah. Paling tidak ada sepuluh orang. Eh ternyata, hanya ada dua orang mas-mas dan Pakle.

Dua orang mas itu sepertinya membawa mesin ini ke samping rumahku. Mas yang mengenakan topi dan buff sedang sibuk memindahkan padi ke dalam mesing penggiling, sedangkan mas yang satunya lagi menerima karung padi lain dari Pakle yang tinggal di depan rumahku.

Sebagai anak yang terbiasa tinggal di kota, aku hanya kenal suara bising seperti itu dari mesin genset atau suara fogging. Ketika sekarang tinggal di pedesaan, jauh dari kota.

Aku kaget sendiri, ketika tahu kalau suara bising itu asalnya dari mesin penggiling padi. Rasanya ajaib banget, kok tiba-tiba ada yang menggiling padi? Padahal sedari kemarin enggak ada apa-apa di samping rumahku.

Hayalanku tuh, sudah kemana-mana—apa tiba-tiba ayahku membuka usaha rumah penggilingan padi? Karena setahu aku, tempat penggilingan padi itu ada tempat tersendiri. Jadi si petani yang harus datang ke tempat penggilingan.

“Popop mau foto yang lagi giling padi, kakak mau ikut buat coba wawancara?” tanya Popop, yang lewat di depan kamarku sudah bawa kamera. 

Ini kesempatan langka pikirku. Kapan lagi coba, tiba-tiba ada kejadian seperti ini di samping rumah. Karena penasaran, aku ikut dengan Popop. Aku menyapa Pakle dan dua orang mas-mas itu. Sedikit berbincang dengan mereka.

“Ini ada yang keliling giling beras” ucap Pakle.

Ternyata hayalanku salah! WKWKWK, halaman rumahku tidak akan jadi usaha penggilingan padi. Dua orang mas-mas yang sedari tadi sibuk dengan mesin penggiling, ternyata menyediakan jasa giling beras keliling.

Orang-orang sekitar sini, kalau habis panen dan ingin menggiling beras. Bisa memanggil jasa si masnya, seperti Pakle yang tinggal di depan rumahku. Mereka biasa keliling di sekitar Prembun, Jawa Tengah.

Ternyata, jasa penggiling beras sudah ada sejak lama. Dua orang mas-mas yang aku temui, sudah melakukan pekerjaan ini selama 4 tahun terakhir.

Malah jika aku mencari tahu tentang penggilingan beras keliling, sudah banyak pula mesinnya yang dijual secara online. Orang-orang ini terbiasa keliling lalu berhenti di tempat kosong yang berada di sekitar tempat tinggal petani.

Contohnya, halaman samping rumahku yang menjadi salah satu tempat pemberhentian mereka siang ini. Untuk biayanya sendiri, Rp 10.000 untuk menggiling 30KG padi.

Bagi diriku, ini hal menarik. Karena aku hanya mengenal jasa bersih-bersih rumah, jasa sedot WC atau jasa pijat yang bisa dipanggil ke rumah kapan saja.

Baru tahu aku, kalau perkembangan alat di industri pertanian sudah sejauh ini. Ternyata di pedesaan ada jasa giling beras yang bisa dipanggil ketika habis panen. Hanya saja ini tidak ada aplikasinya! Hahahahah.

Para pembaca yang tinggal di pedesaan, pernahkah berjumpa dengan penggiling padi keliling?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun