Mohon tunggu...
Zam Zami
Zam Zami Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kelahiran Padang Januari 4. Baru pernah merantau ke Jakarta, Pontianak, Duri dan Pekanbaru. Mantan wartawan di korannya KG dan reporter radio "they call it smart". Kini berminat pada masalah lingkungan, jurnalistik dan suka merantau juga makan-makan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

galau

11 Juni 2011   14:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tiba-tiba angin kerinduan berdesir menyapu relung hati

menyesak jiwa gersang, kerontang dan berdebu menjadi usang

aku ingin kembali ke jalanan

yang mengajarkan kehidupan

mendengar banyak cerita dan kisah anak kecil hingga orang tua

baik maupun buruk

tentang manusia dan hidupnya

tentang perasaan dan logika keserakahan

tentang perjuangan hidup mempertahankan makanan

bosan aku pada coretan koran

menyampah saja tak beraturan

bagai asbak rokok bercampur genangan air

tak ada tempat untuk bersandar dan bergantung

orang kecil, lemah dan teraniaya

mereka tak cukup hanya berdoa

berharap perubahan alam semesta

ah aku ingin berjalan menyusuri lorong tak tersentuh tak bersuara

*16 April 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun