Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sedikit Catatan Copa America 2019 dan Kontroversi Messi

8 Juli 2019   08:20 Diperbarui: 8 Juli 2019   08:29 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Brazil merayakan juara Copa Amerika 2019 (sumber: bola.kompas.com)

Brazil akhirnya berhasil menjadi juara Copa Amerika edisi ke-46 setelah di final dinihari tadi berhasil mengalahkan Peru dengan Skor 3-1 meski bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-70 ketika Gabriel Jesus diberikan kartu kuning kedua karena melanggar pemain belakang Peru Carlon Zambrani. 

Gol Brasil pada laga ini dicetak oleh Everton menit ke-15, Gabriel Jesus menit ke-45 dan penalti Richarlison pada penghujung laga, sedangkan gol balasan Peru yang dicetak Paolo Guerrero melalui tendangan 12 pas pada menit ke-44.

Pada babak pertama sebenarnya laga berjalan agak membosankan dengan kedua tim berusaha menguasai lini tengah. Hal ini didukung dengan statistik pada babak pertama menunjukkan Brazil hanya mampu melakukan 2 shot on target sedangkan Peru hanya 1 shot on target. Namun semua tendangan tersebut berbuah gol.

Pada babak kedua permainan sedikit terbuka dan diwarnai dengan permainan-permainan keras menjurus kasar. Terbukti wasit mengeluarkan 6 kartu kuning dibabak kedua dari total 7 kartu kuning pada laga ini dan 1 kartu merah. Total pelanggaran yang dilakukan kedua tim sepanjang laga berjumlah total 45 pelanggaran.

Selama pergelaran Copa Amerika tahun ini meninggalkan beberapa catatan menarik seperti;

Roberto Firminho

Brazil akhirnya memenangkan pertandingan di Copa Amerika ketika Firminho tidak mencetak gol maupun assist. Brazil hanya bermain seri melawan Venezuela pada laga penyisihan grup dan Paraguay di babak perampatfinal ketika Firminho tidak mencetak gol maupun assist. Sedangkan pada laga lainya Brazil berhasil menang dengan Firminho terlibat dalam mencetak gol atau assist.

Allisson dan Clean Sheet

Brazil mencatatkan total 13 gol termasuk pada laga final dan berhasil mencatatkan total 5 pertandingan tanpa kebobolan mulai dari babak penyisihan grup hingga semifinal. Pada perhelatan Copa Amerika tahun ini Brazil hanya kebobolan 1 gol yang bersarang di gawang Allisson dan itupun terjadi pada laga final. Dengan catatan ini Allisson dinobatkan sebagai kiper terbaik pada turnamen ini dan dianugrahi trofi sarung tangan emas.

Everton dan Guerrero

Baik Everton dan Guerrero sama-sama berhasil mencatatkan 3 gol pada turnamen ini dan berbagi gelar Pencetak gol terbanyak. Namun secara menit bermain, Everton bermain lebih sedikit dibandingkan Guerrero karena pada dua pertandingan awal penyisihan grup hanya bermain selama kurang dari 30 menit, sejak pertandingan penyisihan grup ketiga melawan Peru, Everton selalu dipasang sejak menit awal.

Everton juga dianugrahi sebagai man of the match pada pertandingan final dengan mencetak 1 gol dan berhasil memberikan penalti bagi Brazil setelah dilanggar didalam kotak penalti Peru. Sedangkan penalti tersebut berhasil dikonversi dengan baik oleh Richarlison.

Dani Alves

Dani Alves tiga kali naik ke podium untuk menerima penghargaan. Yang pertama dan ketiga yaitu sebagai Kapten Brazil, Alves mewakili Brazil yang dianugrahi gelar negara paling fairplay selama turnamen dan menerima trofi Copa America. 

Sementara yang kedua, Alves menerima gelar sebagai pemain terbaik Copa Amerika edisi ke-46. Dani Alves yang sudah berusia 36 tahun mungkin akan menjadikan ajang Copa Amerika ini sebagai karir terakhirnya bersama timnas Brazil.

Gabriel Jesus, Ederson dan Fernandinho

Jesus, Ederson dan Fernandinho yang membela timnas Brazil berhasil melengkapi gelar juara musim ini dengan ke-5 trofi menyusul rekan setimnya di Manchester City, Bernardo Silva yang berhasil meraih gelar UEFA Nations League bersama Portugal. bahkan Ederson meraih trofi kelimanya tanpa bermain sekalipun pada ajang ini.

Kontroversi Lionel Messi

Messi yang mendapatkan ekspektasi tinggi untuk membawa Argentina juara Copa Amerika tahun ini tampil seadanya sejak babak penyisihan grup. Meskipun mampu membawa Argentina menjadi juara ketiga pada turnamen ini namun kinerjanya terus mendapat kritikan dan membuat kontroversi menjelang akhir turnamen.

Messi membuat kontroversi dengan komentar negatifnya terhadap kinerja wasit pada pertandingan semifinal antara Brazil melawan Argentina dengan menyebut Copa Amerika edisi kali ini sudah diatur dengan menyebut Brazil akan keluar sebagai juara. Komentar ini dipicu oleh keputusan wasit yang menolak melihat tanyangan ulang VAR akibat insiden dikotak penalti Brazil yang berpotensi membuat Argentina mendapatkan tendangan penalti, bukan sekali, melainkan dua kali.

Kontroversi terakhir yaitu ketika Messi berduel dengan Medel pada laga perebutan tempat ketiga dengan Argentina menang 2-1 atas Chile dimana Messi membuat 1 assist untuk gol Sergio Aguero. Pada laga itu Messi dan juga Medel diberikan kartu Merah oleh wasit karena terlibat adu fisik dengan saling mendorong dan masing-maisng melontarkan cacian.

Messi yang tidak terima atas perlakuan wasit akhirnya memprotes dengan tidak ikut menerima medali juara ketiga. Messi juga menuduh wasit dan badan sepakbola Amerika Selatan atau Conmebol sebagai badan olahraga yang korup.

Selain Messi, Medel yang juga dikartu merah pada laga itu turut berkomentar bahwa kartu merah merupakan sesuatu yang kurang adil karena biasanya pemain hanya maksimal akan diberikan kartu kuning atas aksi seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun