Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Niki Lauda: Legenda dan Kontroversi

28 Mei 2019   12:06 Diperbarui: 28 Mei 2019   12:20 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Niki Lauda Crash 1976 (sumber : mirror.co.uk)

Seorang legenda tidak hanya akan dikenang karena prestasinya semata, namun juga dari tindakan-tindakannya yang mampu menginspirasi banyak orang.

Sama halnya seperti Niki Lauda, seorang legenda F1 yang meninggal pada usia 70 tahun pada 20 Mei yang lalu, yang akan dikenang karena prestasinya sebagai juara Formula 1 sebanyak 3 kali juga akan diingat dengan insiden terbakarnya mobil Ferrari yang dikemudikannya di sirkuit Nurburgring pada Grand Prix Jerman 1976.

Balapan dan faktor keselamatan yang terabaikan

Lauda, yang bersama tim pabrikan Ferrari memenangkan gelar F1 pertamanya pada tahun 1975, sedang memimpin perburuan gelar F1 tahun 1976 sebelum terjadinya musibah tabrakan tersebut.

Sebelum memulai balapan di sirkuit Nurburgring, Lauda sudah memprotes untuk tidak melakukan balapan karena alasan keselamatan, kurangnya masrshal di sekitar sirkuit, adanya kemungkinan balapan di tengah badai hujan yang mengintai serta jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan terdekat.

Namun gagasan tersebut ditolak oleh pembalap lain dan balapan pun dilanjutkan. Lauda mengalami tabrakan di tikungan yang terkenal dengan sebutan Bergwerk, kecelakaan pada lap kedua tersebut membuat mobil yang dikemudikannya terbakar. Lauda diselamatkan oleh Harald Ertl, Arturo Merzario, Brett Lunger dan Guy Edwards yang merupakan  para pembalap yang berada dibelakangnya dan bukan oleh marshal yang bertugas karena memang jumlahnya yang sedikit.

Kecelakaan itu menyebabkan Nurburgring dikeluarkan dari kalender balap hingga beberapa tahun kedepan.

Keberanian mengalahkan rasa takut

Menderita luka bakar tingkat tiga di kepala dan wajah, gas beracun yang terhirup dan merusak paru-paru serta harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit tak menyurutkan fisik dan mentalnya. Lauda hanya butuh 40 hari untuk kembali membalap meskipun masih dalam balutan perban.

Ketangguhan dan keberanian mentalnya telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Dalam buku autobiografinya To Hell And Back, Lauda mengatakan "Saya katakan saat itu bahwa saya telah menaklukkan ketakutan saya dengan cepat. Itu bohong. Tapi bodoh kalau saya menunjukkan kepada sainganku mengenai kelemahanku. Di Monza, saya sangat ketakutan."

"Berbaring di tempat tidur sambil merenungkan semuanya akan menghabisiku," lanjutnya. Lauda kembali ke arena balap sesegera mungkin karena ia merasa itu adalah "hal terbaik" untuk meningkatkan dan menguatkan fisik dan mentalnya.

Namun pada akhirnya ia mengakui bahwa dirinya sebenarnya sangat takut sehingga kesulitan untuk mengemudi.

Selama sisa hidupnya Lauda membaw bekas luka termasuk kehilangan sebagian besar bagian telinga kanannya. Namun hak itu tidak mengganggunya sedikitpun, "jika orang lain merasa berbeda, itu masalah mereka" ucap Lauda.

Menghargai nyawa daripada gelar juara

Pada tahun itu, Niki Lauda sedang memimpin perburuan gelar juara dunia Formula 1 didepan pembalap McLaren asal Inggris James Hunt. Hingga balapan seri keenam, Lauda unggul 33 poin didepan Regazzoni dan Hunt. Namun kecelakaan pada seri kesepuluh di Jerman membuat Lauda kehilangan poin pada tiga seri.

Lauda melakukan comeback pada balapan seri 13 di sirkuit Monza Italia, dengan menahan rasa sakit yang luar biasa selama balapan, Lauda secara luar biasa berhasil mengamankan posisi keempat.

Pada seri terakhir di Sirkuit Fuji Speedway Jepang, Lauda yang masih memimpin perburuan gelar juara Formula 1 dengan keunggulan tiga poin didepan Hunt, membuang kesempatan mempertahankan gelar juara dengan mengundurkan diri dengan alasan keselamatan akibat hujan deras yang mengguyur sirkuit. Lauda beranggapan hal tersebut terlalu berbahaya jika dilanjutkan.

Ferrari mencoba meyakinkan Lauda untuk melanjutkan balapan, namun bujukan tersebut ditolak oleh Lauda. Hal menjadi cikal bakal tumbuhnya perselisihan dirinya dengan pemilik Ferrari, Enzo Ferrari.

Pengunduran diri dari seri terakhir ini yang kemudian hari diakuinya sebagai salah satu penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Pada seri tersebut, Hunt menyelesaikan balapan di posisi ketiga, unggul satu poin dari Lauda diklasemen akhir pembalap dan berhak meraih gelar juara Formula 1 tahun 1976.

Kontoversi dan pembalap dengan bayaran tertinggi

Lauda kembali menjadi juara dunia Formula 1 untuk kedua kalinya pada tahun 1977. Lauda membuat kontroversi dengan mengundurkan diri dari dua seri balapan terakhir musim itu akibat berselisih dengan Enzo Ferrari. Namun dengan selisih poin yang jauh, tidak ada yang menghalangi Lauda untuk menyegel gelar juara.

Tahun 1978 Lauda pindah ke tim Brabham milik Bernie Ecclestone dan menyatakan pensiun pada tahun 1979.

Lauda kembali menekuni dunia Formula 1 tahun 1982 setelah kembali dari masa pensiun bersama Mc Laren dan menjadi pembalap dengan bayaran tertinggi didunia dengan gaji 3 juta US Dollar. Pada tahun 1984 Lauda menjuarai Formula 1 untuk ketiga kalinya setelah mengguguli Alain Prost yang merupakan rekan satu timnya.

Lauda akhirnya menyatakan pensiun pada tahun 1985, akhir dari karir mengemudinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun