Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Suara Hujan

4 November 2022   15:32 Diperbarui: 4 November 2022   15:37 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Butiran Hujan|pixabay.com

Gerak pelan kepalamu memberi tahu. Kau masih bertahan dengan keputusanmu. Menyintas ruang dan waktu. Caramu membungkam rindu.

"Aisyah akan baik-baik saja, tanpa mengenalku."
"Tapi..."
"Seiring waktu, kuharap Istrimu pun akan memaafkan Aku."

Tak lagi ada asap tipis yang mengambang di atas bibir gelas berkopi. Ia telah memuai di antara sunyi pagi.

"Mas ingat permintaanku, kan? Jika nanti kembali, kuharap..."

Kuikuti tatapan matamu yang berpindah ke dinding ruang tamu. Tiga pigura kayu terpasung kaku. Memajang wajah mungil dengan rambut hitam sebahu. Berhias pita berwarna merah jambu.

Matamu pun beralih ke bawah deretan foto itu. Mataku tertumbuk pada satu pigura kayu tanpa foto, yang tergeletak di atas mesin jahitmu. Kau pasti tahu. Kau tak butuh jawabku untuk itu.

"Haruskah kuajukan satu pinta, tolong sampaikan salamku untuk istrimu dengan caramu?"

Kurasakan, matamu menikam manik mataku, usai kugenggam erat jemarimu.

Akupun tahu. Kau masih menyimpan satu pintamu, yang tak mungkin mampu kau ungkapkan padaku. Sebuah pengakuan, kaupun istriku.

Di halaman. Rinai pagi kembali berganti rintihan hujan.

Curup, 04.11.2022
zaldychan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun