Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tanpa Kata

10 Oktober 2022   19:29 Diperbarui: 13 Oktober 2022   18:14 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bola dunia| pixabay.com

Di dalam sebuah kamus. Beberapa kata bertegur sapa. Sebagian lagi bertukar eja. Sebagian besar merunduk jemu. Menunggu makna baru


Aku menahan tawa, saat terdengar paduan suara: "Sebanyak apapun kita, tetaplah diatur berdasarkan abjad!"

Di dalam sebuah buku. Beberapa kata berpelukan. Sebagian lagi mengulang perjanjian. Sebagian besar memungut bisu. Terkurung hamparan debu

Aku merajut iba, saat teringat satu ucapan sepi: "Tinggal pilih, Kau atau tulisanmu yang mati!"

Di atas selembar kertas. Beberapa kata menikmati reuni. Sebagian lagi membentuk diksi. Sebagian besar putus asa menjumpai kecewa. Tak sempat menyesap rima.

Aku terkejut, ketika satu pertanyaan tak bertuan terlontar di udara: "Apa jadinya mereka tanpa kita?"

Aku berlari ke tubuh puisi: Tanpa kata? Mungkinkah dunia kembali tanpa makna dan warna?

Curup, 10.10.2022
Zaldy Chan

Baca juga: Puisi: Percakapan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun