Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dinding Zaman

20 Mei 2022   19:52 Diperbarui: 20 Mei 2022   20:00 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dinding. (Sumber Foto oleh Orlando Allo dari Pexels)

Pada halaman buku yang lusuh, kau tulis tentang setangkai mawar yang rekah: "Mawar tak pernah melantamkan aromanya, tapi semerbak harum mawar itu tersebar di sekitarnya."

Akupun ingin menjadi sekuntum mawar.

Pada sehelai potret usangmu, kubaca sebaris petuahmu: "Jangan pernah meninggalkan sejarah!"

Kau tak pernah tahu. Ketika itu, akupun ingin menoreh sejarah.

Pada setiap dinding zaman, orang-orang asik berbincang tentang kawan, lawan dan pahlawan. Namamu pun masih berjajar di barisan terdepan.

Aku segera menekan ingin. Namun, menyimpan satu pertanyaan: Apatah sempat terpikir, kau memilih kawan dan memilah lawan agar menjadi pahlawan?

Curup, 20.05.2022
zaldychan
#Harikebangkitannasional2022
Catatan: (huruf miring) adaptasi kalimat Bung Karno

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun