Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Sebelum Senja Enggan Menjumpai Malam

11 November 2021   19:37 Diperbarui: 21 November 2021   22:57 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gadis Kecil dan Senja (Foto oleh luizclas dari Pexels)

I/.
Matamu terpejam. Sesaat mengabaikan gulir waktu larut di antara hening malam. Aku masih bergumam sengau, merapal tembang pengusir risau.

Tapi tangismu tak sabar menjemput pagi. Dan, kembali kugumamkan lirik sepi yang tak pernah usai.

Kau terlelap dalam senyap. Namun, lelahku tak sempat lenyap.

II/.
Kau tertawa. Menafikan terik siang yang menggigit raga. Aku menghitung bayang diri, agar tak tertatih mengejar matahari.

Hingga kau temui senja. Akupun bersiap melunturkan garis-garis rasa, yang kau arsir dengan tanda tanya.

Tak lagi ada nyanyian sengau pengusik risau. Tak lagi ada lirik lirih pengusir letih. Dan, tak jua kutemukan bingkai kata. Hanya doa.

Kau terlelap menyimpan cerita. Aku terlelap menelan airmata.

III/.
Kubiarkan kau tersenyum merakit angan. Aku hanya mampu menatapmu di kejauhan.

Sebelum senja enggan menjumpai malam. kutitipkan sajakku. Untukmu.

kepadamu,
tak akan kusembunyikan airmata
tika cara kembali bermakna luka
tak pernah kuhentikan asa
jika pintu pintaku bersisa doa
tak ingin kusiapkan lupa
hingga gulir waktu tak lagi bermuara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun