"Ayah mau ke mana?"
Langkah kecil itu terhenti di depan pintu. Sepasang mata bening menatapku ragu. Kumatikan motor, dan menghampiri tubuh mungil yang membisu.
"Ke Pangkalan. Ada apa, Nak?"
Kuusap helai rambut yang memenuhi dahi dan nyaris menutupi mata beningnya. Kuanggukkan kepala, mendorong nyalinya untuk kembali berbicara.
"Bu Guru bilang, besok mesti bawa poster. Tapi..."
"Poster?"
"Iya. Poster Pahlawan! Kan, sebentar lagi..."
Kuanggukkan kepala tanda mengerti. Mata bening itu tak lagi menatapku. Tapi melempar pandangan ke halaman. Menatap butiran kecil  air langit yang mulai berjatuhan.
"Ayah ke Pangkalan dulu, ya?"
"Hujan, Yah!"
"Masih gerimis, Nak! Kan, ada mantel?"
Tak lagi menatap ke belakang. Kunyalakan kembali motor. Kemudian mengajak motorku meninggalkan halaman menuju pangkalan.
Masih tersisa dua jam sebelum azan maghrib. Mendapatkan dua atau tiga orang penumpang, cukup untuk membeli minyak motor buat besok. Agar tak mengusik pendapatan sedari pagi. Setidaknya, cukup untuk membeli poster pahlawan.
***